Rabu, 19 Maret 2014

cerpenku 1

“GOOD BYE MANTANKU”
Oleh : Indah Simanjuntak

“Lo mau gak jadi cewe gue?” isi sms Rara yang ditujukan buat Icha.
Hampir aja Icha lupa bernapas karna ngebaca sms dari Rara yang membuatnya setengah mati gak percaya. Cowok yang selama ini disukainya itu nembak dia. Tangannya gemetar, giginya nampak kelihatan jelas tersusun rapi karna senyumnya terlalu lebar, jantungnya berdetak kencang banget, dan suara hatinya bersorak sorai. Icha happy buanget! Dibacanya berulang-ulang sms itu untuk memastikan itu sms dari Rara atau gak dan ternyata itu sms Rara. Setelah yakin kalo itu sms cowok yang disukainya lalu dengan cepat Icha ngebalas smsnya, “Ini serius? Lo gak lagi bercanda ‘kan Ra?”.
“Gak! Gue ngga lagi bercanda kok. Kalo gitu besok kita ketemu di taman belakang sekolah jam 2. Ok. Bye my honey sweety J “ balas Rara cepat. Karna saking senangnya Icha langsung melompat-lompat di atas tempat tidurnya.
Praakkkk! Icha terjatuh. Icha gak sadar kalo dia melompat tepat di pinggir tempat tidurnya sehingga Icha gak bisa menahan keseimbangan tubuhnya dan jatuh. Kaki kirinya terkilir hingga berubah membiru. Sang mama yang lagi masak di dapur terkejut mendengar suara riuh dari kamar Icha lalu dengan cepat berlari menghampiri kamar putri semata wayangnya itu.
“Aduh” rintih Icha kesakitan sambil memegangi kaki kirinya yang terkilir itu.
“Ya ampun Cha, kaki kamu kenapa nak?” tanya sang mama panik.
“Tadi Icha lompat-lompat Ma diatas tempat tidur, ehh Icha malah jatuh” jawab Icha manja.
Takut terjadi sesuatu dengan putri kesayangannya itu, sang mama dengan cepat membawanya ke klinik terdekat di kawasan rumahnya. Karna kaki kirinya terkilir, dokter menganjurkan supaya Icha memakai tongkat dan kaki kiri Icha pun diperban. Sakitnya tak sebanding dengan bahagia yang Icha rasakan. Meski pun kakinya terkilir, Icha kelihatan senang sekali hingga membuat mamanya bingung.
Saat sampai di sekolah semua mata melihat kaki kiri Icha yang diperban dan memakai tongkat. Semua siswa bisik-bisik saat melihat Icha, tapi Icha menghiraukan mereka. Setibanya di kelas, Dilla, sahabat sekaligus teman semejanya Icha terkejut melihat kaki Icha yang diperban. Setengah berlari Dilla menghampiri sahabatnya itu sambil memapahnya duduk ke bangkunya.
“Kaki lo napa Cha?” tanya Dilla sambil melihati kaki Icha ..
“Hahaha. Gua gak pa pa, kaki gue cuma terkilir doang karna jatuh dari tempat tidur semalem” jawab Icha santai sembari mengeluarkan buku pelajarannya.
“Kok bisa jatuh?” tanya Dilla penasaran
“Ini semua karna Rara. lo tau gak sih, Rara itu nembak gue semalem lewat sms. Ini smsnya” jawab Icha pelan sambil menunjukkan sms dari Rara.
What???” teriak Dilla kencang dengan mata melotot. Karna suaranya yang kencang, dengan cepat Icha menutup mulutnya. “Sssttttt”.
Dilla juga gak percaya dengan apa yang dibacanya itu. Rara alias Raynald Geovani adalah cowok yang disukai banyak cewek di sekolahnya. Wajahnya beda tipis sama aktor korea yang terkenal, Lee Min Ho. Kulitnya putih, tinggi, matanya cipit dan cara berpakaiannya hampir seluruhnya meniru gaya Goo Joo Pyo. Maklum aja, Rara ini anak salah satu pengusaha terkenal. Sedangkan Yessica Harmonia Putri alias Icha terkenal juara di sekolahnya, sering memenangkan kejuaraan olimpiade antar sekolah, baik, ramah pada semua orang, tubuhnya mungil, rambutnya meniru model rambut Geum Jan Di, kulitnya sawo matang dan matanya berwarna coklat. Icha sangat fans sama Koo Hye Sun, dan setiap sore Icha gak pernah kelewatan nonton serial drama Korea yang terkenal itu, Boys Over Flower.
Tett. Tett. Bel pulang berbunyi. Perasaan Icha gak tenang, jantungnya tambah berdetak kencang saat melihat jam tangan berwarna pink itu di tangan kirinya menunjukkan pukul 13.50. Waktunya semakin dekat.
“Lo yakin mau nemuin dia?” tanya Dilla ragu.
“Yakin” jawab Icha tersenyum kecil pada sahabat dekatnya itu.
“Okelah kalo gitu. Mmm. Perlu aku temenin?” tanya Dilla lagi.
“Gak usah. Gue bisa sendiri kok”.
“Ya udah deh. Kalo gitu gue pulang duluan ya. Kalo perlu sesuatu sms atau call me aja” kata Dilla setelah cipika cipiki dengan Icha.
Icha berjalan menuju halaman belakang sekolah dengan menggunakan tongkatnya. Kakinya masih diperban. Icha duduk dibawah pohon sambil menunggu Rara datang. Tak lama kemudian sosok yang ditunggu Icha pun muncul. Jantung Icha makin dan makin berdetak kencang, rasanya jantung Icha mau jatuh dari tempatnya. “Santai Icha, jangan grogi” bisiknya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya.
“OMG! Kaki lo napa Cha?” tanya Rara panik tanpa mengatakan “Say hello” dulu. Ekspresinya sangat panik dan kelihatan khawatir. Rara melihat kaki kiri Icha yang diperban putih itu.
“Gue gak pa pa kok Ra, semalam gue terpeleset di kamar mandi” jawab Icha bohong.
“Tapi kenapa sampe diperban gitu Cha, berarti parah donk kaki lo” gerutu Rara sok perhatian.
“Kata dokter gak pa pa kok. Lo tenang aja. Oh ya maksud sms lo yang semalam itu apa?” ceplos Icha.
Rara terdiam. Rara menatap mata Icha tajam. Lalu mulai menggenggam kedua tangan Icha dan berkata, “gue suka sama lo Cha, lo mau gak jadi cewe gue?”.
Duaarrrrrrr! Icha merasa petir menghantam dirinya. Mati rasa, itu yang dirasakan Icha saat mendengar pengakuan Rara. Mata mereka saling berpandangan tanpa berkedip sedikit pun. Dengan terbata-bata Icha menjawab, “ii...i...iya.. gue mau kok jadi cewe lo”. Rara tersenyum lalu memeluk dengan erat tubuh Icha. Rara dapat merasakan jantung Icha berdegup kencang. Seluruh tubuh Icha gemetar. “OMG” kata Icha dalam hati sambil mengeratkan pelukan Rara. Ditempat kejauhan, ada seorang pria yang mengabadikan momen Icha dan Rara berpelukan.
“Thanks ya Cha, lo udah mau nerima gue jadi cowo lo” kata Rara sambil mencium kening Icha. Icha pengen banget lari lalu berteriak betapa senangnya dia hari ini, tapi Icha ingat kalo kakinya lagi diperban. “Oke. Gue antar lo pulang ya” kata Rara lagi sambil memapah Icha berjalan.
Besoknya foto Icha berpelukan sama Rara diposting di mading sekolah. Dilla kaget melihat foto itu saat Dilla tengah lewat mau ke kamar mandi. Ternyata semua siswa udah berkerumun melihat foto itu, lalu dengan cepat Dilla mencabut foto itu dari mading kemudian setengah berlari menuju kelasnya. Dilla pun mengurungkan niatnya ke kamar mandi meski pun sebenarnya dia udah kebelet banget. Icha yang tengah asyik membaca tiba-tiba kaget karna kedatangan Dilla yang tiba-tiba mengagetkannya dengan napas terengah-engah. Tanpa basa basi Dilla langsung menunjukkan foto itu pada Icha. Shock? Pasti! Kaget? Iya. Kesal? Buanget! Itu perasaan yang Icha rasakan saat melihat foto berpelukannya ternyata tersebar. Wajahnya pucat. Lalu Icha meng-sms Rara dan menyuruh Rara menemuinya di halaman belakang sekolah. “Oke” jawaban sms dari Rara.
Icha duduk di bawah pohon sambil minum sprite yang dibelinya dari kantin. 15 menit kemudian Rara datang. Wajah Rara kelihatan tenang sedangkan Icha pucat pasi. Icha kesal kalo mengingat foto itu. Icha yang selama ini dikenal sebagai siswi baik di sekolahnya merasa tercemar karna foto itu. “Hai sayang, kenapa tiba-tiba ngajak ketemuan?” tanya Rara tanpa basa basi. Icha lalu menunjukkan foto itu. Ekspresi Rara biasa aja bahkan Rara tertawa. Icha bingung. Lalu Rara menjelaskan dan berusaha untuk menenangkan hati Icha. Rara mengaku sudah tau tentang foto itu dan Rara juga mengatakan bahwa dia senang semua siswa tau tentang hubungan mereka dan Rara gak peduli sama orang yang udah nyebarin fotonya bersama Icha. Icha sedikit lega karna ternyata Rara mengakuinya sebagai pacar.
Setelah 3 bulan jadian sejak bulan november lalu, Rara sering datang ke rumah Icha buat belajar bareng. Icha yang terkenal pintar dan juara kelas itu dengan senang hati mengajari Rara. Mereka mulai intensif belajar bareng karna bulan April mereka menghadapi UN.
Hari-hari Icha penuh dengan kebahagiaan. Mereka sering jalan, nonton, nongkrong, terkadang mereka refreshing berdua. Setiap momen mereka abadikan. Rara sangat perhatian padanya. Semangat belajar Icha semakin bertambah dan bertambah, bahkan Icha semakin populer di sekolahnya sejak berpacaran dengan Rara dan hampir tiap hari Icha pergi bareng ke sekolah naik mobil ferrari enzo milik Rara.
LULUS 100%
Pengumuman yang tercantum di mading sekolah. Semua siswa SMA NUSA BANGSA berteriak “HOREEE!” tanpa terkecuali Icha dan juga Rara. Semua siswa senang dan mereka berpesta pora seperti konvoi keliling sekolah, corat coret baju, dan sebagian lagi sibuk bertanya pada teman-temannya setelah lulus mau melanjut kemana.
Icha bebas testing masuk perguruan tinggi negeri karna Icha berprestasi di sekolahnya, sedangkan Rara harus ikut ujian. Icha berusaha keras membantu Rara agar masuk universitas negeri yang sama dengannya. Dan akhirnya pun Rara lolos. Malamnya Rara mengajak dinner Icha, nonton biskop dan memberinya hadiah juga, pokoknya mereka having fun banget deh.
Namun semua berubah setelah Rara masuk universitas negeri, Rara yang tadinya perhatian, care, sering ngapelin Icha tiba-tiba lost contact. Icha bingung dengan perubahan sifat pacarnya itu. Icha menelponnya tapi Rara udah ganti nomer hp. Icha mulai panik. Icha lalu menelpon Dilla, Dilla yang lebih berpengalaman pacaran itu menjelaskan pada Icha gimana dunia pacaran itu. Setelah mendengar penjelasan sahabatnya itu perasaan Icha sedikit tenang.
Dilla yang lagi ngedate bersama sang pacar tiba-tiba melihat Rara di mall jalan bukan sama Icha melainkan sama cewek lain. Cewek yang jauh lebih cantik dari Icha. Kulitnya mulus, berpostur tinggi, body bak gitar spanyol dan sepertinya cewek itu seorang model karna Dilla sering melihatnya di majalah atau tabloid. Ini bukan pertama kalinya Dilla melihat Rara jalan sama cewek lain, Dilla sering melihatnya jalan dengan cewek yang berbeda-beda kadang di bioskop, mall, dan juga restoran, tapi Dilla gak mau ngasih tau hal ini pada Icha karna gak mau melihat sahabatnya itu sedih. Dilla meminta bantuan sang pacar agar membantunya menyelidiki hubungan Rara dengan cewek-cewek itu. Setiap momen diabadikan Dilla di camera canon miliknya sebagai bukti. Tak lama kemudian terkuaklah rahasia besar yang selama ini disimpan Rara. Ternyata Rara taruhan dengan teman geng motornya kalo dia bisa lulus SMA dan masuk perguruan tinggi. Tujuan Rara pacaran dengan Icha bukan karna dia cinta tapi hanya karna ingin memanfaatkan Icha agar mau mengajarinya. Dilla sontak terkejut saat sang pacar memberitahunya, ternyata pacar Dilla kenal dekat dengan Rara.
Besoknya Dilla mengajak Icha bertemu. Mereka memang tidak di universitas yang sama tapi mereka sering berkomunikasi bahkan sesekali mereka jalan, nonton, shopping, makan dan refreshing bareng seperti masa waktu mereka SMA dulu. Dilla bersama sang pacar menemui Icha di salah satu cafe ternama di dekat kampus Icha. Dilla sedih melihat raut wajah tak semangat pada sahabatnya itu, tapi Dilla tetap harus membongkar semua rahasia Rara pada Icha karna Dilla gak mau melihat teman sebaik Icha dikhianati sama cowok biadab seperti Rara. Meski pun berat, tapi Dilla tetap nekad harus memberitahukan hal ini pada Icha.
“Hei dil, udah lama gue gak ngeliat, gue kangen” ceplos Icha sambil cipika cipiki dengan Dilla. Lalu Icha menyapa pacar Dilla juga.
Tanpa berpikir panjang Dilla meletakkan sebuah amplop coklat di depan Icha. Icha bingung lalu melihat Dilla dan juga pacarnya. “Ini apa dil?” tanya Icha penasaran sambil membuka isi amplop coklat itu.
Braaakkkkk! Hati Icha hancur berkeping-keping saat melihat isi amplop itu. Tak terasa air matanya menetes. Dilla turut merasakan kesedihan sahabatnya itu. SAKIT! Satu kata yang menggambarkan suasana hati Icha. Lalu pacar Dilla menjelaskan semua kebohongan Rara serta gimana kehidupan Rara yang berada di lingkaran setan. Memang diakui dulu Rara adalah anak baik, namun sejak broken home Rara mulai berubah karna kurang kasih sayang dari orang tuanya. Hati Icha mulai panas, dia butuh es buat ngedinginin hatinya. Ternyata ferrari enzo milik Rara itu hasil dari taruhannya. Dilla terus memberikan motivasi pada Icha supaya Icha gak makin down dan sedih. “Gue gak pa pa kok. Makasih buat info kalian. Gue yakin pasti kalian gak cuma sehari nyari info ini, untuk itu gue bilang makasih banget” kata Icha berusaha tegar meski nada suaranya mulai berubah.
            Setelah tau semua kebohongan dan keburukannya Rara, Icha mengajak Rara bertemu. “GUE PENGEN KETEMU LO BESOK JAM 1 DI CAFERIA DEKAT SIMPANG KAMPUS. PENTING!” isi sms Icha yang dikirim buat Rara.
            Keesokan harinya mereka bertemu, Rara yang udah menunggu Icha hampir sejam kelihatan kesal. Berkali-kali di telponnya Icha tapi hp Icha gak aktif. Gak lama kemudian Icha datang dengan penampilan yang beda. Icha yang selama ini berpenampilan simple alias apa adanya itu kelihatan anggun dan menawan menggunakan dress pink selutut dengan rambut terurai rapi ditambah pita pink di rambutnya, kemudian lipstick pinknya juga semakin menyempurnakan dirinya. Rara heran melihat perubahan Icha yang drastis bak model. Dengan santainya Icha berkata, “kita putus!”.
Rara terkejut. “apa???” tanya heran sambil mata melotot. “Kita putus?”.
“Iya. Maaf gue gak mau pacaran sama penipu yang cuma hanya mau manfaatin gue” jawab Icha sok tegar meski didalam hatinya dia menangis. Lalu Icha memberikan amplop coklat yang diberikan Dilla kemarin padanya. Dengan cepat Rara membuka amplop itu dan melihat foto-fotonya bersama cewek lain.
“Gue sadar gue memang gak secantik mereka, tapi inilah gue yang sebenernya. Gue udah berubah Ra dan gue bukan cewek polos yang bisa lo tipu. Gue akuin lo emang hebat!” kata Icha berusaha menahan emosinya.
“Tapi cha......”
“Gak ada tapi-tapian dan gak ada penjelasan atau pun kata maaf. Gue udah maafin lo kok. Gue harap lo berubah dan lo bisa dapetin cewek yang lebih baik dari gue” potong Icha. Setelah itu Icha meninggalkan Rara yang duduk tak berdaya. Rara memandangi Icha dengan tatapan kosong. Seluruh badannya lemas dan Rara gak sanggup bangkit berdiri. Saat berjalan meninggalkan Rara, air mata Icha jatuh. Cuaca yang mendung dan kurang bersahabat saat itu menggambarkan suasana hati mereka.
7 bulan kemudian, Icha sudah normal kembali dan bisa ngelupain sang mantan, Rara. Icha yang sibuk dengan kegiatan kampusnya dapat dengan cepat membuang semua kenangannya bersama Rara. Hari itu Icha menemui Dilla di restoran favorit mereka. Mereka bercanda tawa dan tampak kelihatan bahagia. Karna lama tak bertemu banyak hal yang mereka bicarain. Dilla senang melihat senyum sahabatnya itu sudah kembali.


= THE END =