Sabtu, 10 Mei 2014

cerpenku 11

Mantan Pacar dan Sahabatku

Namaku Gracia, aku mahasiswi semester 6 di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku ngekost bersama teman SMAku. Kami dulu memang tidak kompak di sekolah tapi aku kenal dia. Dia adalah Naomi. Saat tau kami satu universitas tapi lain jurusan, kami jadi kompak dan akrab dan kami sepakat tinggal di kost yang sama di semester 3 nanti. Naomi sangat baik padaku, aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri. Dia juga mau berkorban untukku, contohnya saat aku tidak punya uang, dia mau berbagi denganku dan begitu juga sebaliknya. Naomi kenal dengan Yose pacarku. Kami berpacaran saat aku semester 2. Yose itu seniorku dan bulan ini Yose akan wisuda. Aku sangat mencintai Yose karna dia sangat perhatian, pengertian, baik dan peduli padaku. Naomi dan Yose juga saling kenal karna aku mengenalkan Naomi pada Yose dan Yose juga sering ngapelin aku ke kost.
Pagi-pagi jam 5 aku udah pergi ke salon buat mempercantik diri karna Yose akan wisuda hari ini dan Yose memintaku sebagai pendamping wisudanya. Naomi juga ikutan repot karna ngebantuin aku mempersiapkan diri. Aku ingin tampil beda di hari spesial pacarku. Setelah siap disalon dan di make up, aku dan Naomi naik taksi pergi ke aula karna dari tadi Yose terus menelponku tapi aku ngga mendengarnya. Akhirnya Yose menelponku lewat Naomi dan mengatakan kalo acaranya bentar lagi akan dimulai. Saat tiba di aula, acaranya sudah dimulai. Aku berlari menghampiri Yose. Yose memujiku, katanya aku cantik sekali hari ini. I’m so happy.
Yoseph Abdi Fradianto, saat sang rektor menyebutkan nama pemilik nilai terbaik tahun ini. Yose dan aku saling kaget dan saling berpandangan. Saking senangnya Yose mencium keningku pada hal semua mata saat itu tertuju padanya. Mukaku merah karna malu dilihatin sama semua orang termasuk kedua orang tuanya Yose. Yose memintaku mendampinginya menerima penghargaan itu dari rektor. “Thanks Jesus, aku bahagia banget hari ini, dan ini akan menjadi kenangan terindah di sepanjang hidupku”, bisikku dalam hati. Aku berfoto dengan Yose di depan papan bunga, bahkan lebih bahagianya lagi Yose mengajakku berfoto bareng kedua orang tuanya. “Oh my god. It’s a dream?” bisikku dalam hati tak menyangka apa lagi Yose memperkenalkan aku pada orang tuanya. Malamnya kami dinner bersama beberapa kerabat dekat dan teman-temannya Yose. Hari itu aku hampir saja melupakan Naomi karna keasyikan terbawa suasana.
Tak lama menganggur, akhirnya Yose dapat pekerjaan di salah satu perusahaan asing di Jakarta. Yose  ngapelin aku tiap week end  aja beda saat Yose masih kuliah dulu. Intensitas kami bertemu pun berkurang drastis, bahkan Yose terkadang ngga ngapelin aku dengan alasan sibuk kerja. Aku memakluminya. Aku ngga mau terlalu menuntut Yose selalu perhatian padaku. Aku berusaha menjadi pacar yang pengertian padanya, meski pun terkadang negative thinking itu menghantuiku karna Yose itu selain smart, dia juga ganteng dan punya lesum pipi yang menawan. Itulah yang membuat aku jatuh hati pada Yose karna saat dia tersenyum lesum pipinya kelihatan begitu menawan hingga membuat setiap wanita yang melihatnya jatuh hati.
Sore hari aku pergi belanja keperluan bulananku ke mall, aku pergi sendiri karna Naomi ada janji ngerjain tugas dengan temannya. Saat melewati sebuah butik di mall, ngga sengaja mataku melihat pemandangan yang tiba-tiba menyesakkan dadaku. Aku mengusap-usap mataku berulang kali untuk meyakinkan apa yang aku lihat itu salah. Tapi apa yang kulihat itu benar, Naomi ada di butik itu bersama Yose. Yose sedang memilih-milih baju buat Naomi. Mereka begitu dekat. Dekat sekali. Bahasa tubuh mereka menunjukkan kalo mereka memiliki hubungan spesial. Mereka tampak bahagia. Bahkan sesekali Yose memeluk dan mencium kening Naomi. Tiba-tiba seluruh badanku lemas tak berdaya. Saat sedang sibuk memperhatikan mereka, maminya Yose menelponku, karna takut ketahuan mereka aku pergi meninggalkan butik itu. Maminya Yose mengajakku bertemu di salah satu restoran ternama di Bandung. Kemudian aku menemui maminya Yose. Beliau begitu baik dan perhatian padaku. Aku seperti mendapatkan sosok mama yang baru. Memang mamaku sudah meninggal 5 tahun yang lalu karna serangan jantung. Pikiranku masih saja terbayang pada Yose dan Naomi di butik, tapi hatiku seperti tercabik-cabik ketika maminya Yose mengatakan bahwa beliau menyukaiku dan berharap aku menikah dengan Yose. Duaaaaarrr! Serasa petir dahsyat menghantam diriku. Aku dilema. Disisi lain anaknya telah mengkhianatiku, namun disisi lain entah kenapa aku begitu menyayangi maminya Yose. Beliau mirip sekali seperti mamaku. Dari gayanya berbicara, tatapan matanya, bahkan perhatiannya mengingatkanku pada mamaku.
Setelah kejadian itu aku jadi sering murung, berbeda 360 derajat dengan Naomi yang kelihatan begitu sangat bahagia. Naomi merasa aku ngga tau apa-apa tentang hubungannya dengan Yose. Karna melihat sifatku yang pendiam dan sering melamun, Naomi bertanya padaku, “Kamu kenapa Gres?”
“Aku ngga pa-pa kok. Oh ya, aku boleh nanya sesuatu?”
“Kok pake nanya sih, kita itu sahabat. Kalo ada yang mau kamu tanya ya tanya aja”.
“Oh iya ya, kita kan sahabat” sindirku. “Gimana perasaan kamu kalo tau sahabat baikmu selingkuh dengan pacarmu? hmm?”
Naomi diam seribu bahasa. Saat menjawab pun dia terbata-bata. Aku pun semakin curiga dengannya. Lalu malamnya Yose datang ngapelin aku. Tapi aku heran dengan tingkah mereka yang biasa-biasa saja seakan tidak ada terjadi apa-apa. Yose tanpa segan menciumku dihadapan Naomi. Pikiranku mulai kacau karna Yose sangat perhatian padaku, bahkan dia mengajakku dinner berdua di cafe favorit kami. Yose kelihatan bahagia. Saat aku mengatakan padanya kalo kemarin maminya menemuiku dan mengatakan bahwa beliau ingin aku menikah dengannya setelah aku selesai kuliah nanti. Tanpa sengaja Yose menyemburku dengan minuman orange yang diminumnya. Bajuku basah. Dengan cepat Yose mengambil tisu dan membersihkan bajuku. Yose tampak panik sekali.
“Kamu kenapa?”
“Aku ngga apa-apa kok. Aku cuma kaget aja mami bilang gitu ke kamu”.
“Ngga ada yang salah kan? Kemarin kan kamu udah ngenalin aku sama orang tua kamu. Mungkin mereka menyukaiku apa lagi mami kamu udah aku anggap seperti mamaku sendiri”.
Yose terdiam. Aku hanya tersenyum padanya. Aku jadi tambah semakin yakin kalo ada hubungan spesial antara Yose dan Naomi karna sifat mereka berubah saat aku menyinggung sedikit tentang mereka. Malam itu aku putuskan buat memata-matai mereka.
Namun tiba-tiba aku dapat kabar dari Yose kalo maminya sedang sakit dan beliau memerlukan aku. Beliau dirawat di rumah sakit yang tak jauh dari kostku. Tiap hari aku memasak dan menjenguk beliau. Hampir seminggu Yose tidak menjenguk maminya karna sibuk dengan urusan kantor yang mengharuskannya pergi keluar kota. Niatku buat memata-matai mereka tertunda karna harus ngerawat maminya Yose selama sakit karna Yose ngga punya saudara. Saat menyuapi beliau, tiba-tiba Yose datang bersama Naomi. Naomi membawa parsel buah. Entah kenapa hatiku panas saat mereka datang bersama, bahkan Yose mencueki aku malah Yose asyik mengobrol dengan Naomi. “Aku ngga dianggap” kataku lirih dalam hati. Tanpa terasa air mataku membasahi pipiku. Aku cepat-cepat menghapusnya sebelum mereka melihatku. Lebih sakitnya lagi saat Yose dan Naomi pulang, mereka tak menyapaku sedikit pun, bahkan aku seperti hantu yang kehadiranku tak dianggap. Hatiku berteriak histeris. “ApaYose ngga menganggapku lagi sebagai pacarnya?” pikirku.
Besoknya mami Yose pulang, aku turut mengantarnya sampai di rumah. Hatiku seperti ditusuk-tusuk jarum saat aku melihat Yose dan Naomi dengan mesranya mendorong kursi roda maminya masuk ke rumah. Yose benar-benar mengabaikanku. Akhirnya aku pulang tanpa permisi dulu pada mami Yose. Aku mengirim sms pada Yose dan mengatakan aku ada kuliah tambahan makanya aku ngga sempat pamit. Tapi Yose ngga merespon sms-ku. Hatiku hancur.
Saat sedang menemani mami Yose, aku melihat laptop Yose terletak di meja rias maminya. Lalu aku mengambilnya untuk menghilangkan kebosananku karna saat itu maminya sedang tidur. Tanpa sengaja aku membuka file rahasia Yose. Tiba-tiba ada yang  jatuh dari pelupuk mataku dan dadaku pun mulai sesak hingga aku sulit untuk bernapas. File itu berisi foto-foto Yose dan Naomi saat di Pulau Kuta Bali dan di puncak, yang bikin aku kaget lagi dalam foto itu tertera tanggalnya. Mereka berfoto setelah aku dan Yose jadian 1 bulan. Itu artinya mereka sudah lama backstreet tanpa kuketahui. Selama 2 tahun mereka membohongiku dan bodohnya lagi aku ngga tau hal ini. SAKIT! Satu kata yang mewakili perasaanku. Kemudian mataku membaca judul file yang buat aku penasaran. Aku membaca sepenggal catatan Yose tentang aku dan Naomi.
“Aku sangat menyayanginya. Aku tau aku sudah membohongi Gracia selama ini. Sebenarnya aku tidak mencintainya, tapi aku ngga bisa jujur padanya karna aku ngga mau menyakiti hatinya, dia terlalu baik untuk kusakiti. Aku sangat mencintai Naomi, dia buat hari-hariku penuh bahagia beda saat aku bersama Gracia, hampa kurasa. Aku ingin Naomi menjadi ibu dari anak-anakku. Ya Tuhan, bantu aku untuk bisa jujur pada Gracia”.
Aku tidak menyadari kalo Yose melihatku membuka laptopnya. Dengan kasar Yose mengambil laptop itu dari tanganku. Yose marah sekali. Itu pertama kalinya aku melihat Yose marah padaku selama kami pacaran. Tatapannya tajam. Aku seperti orang bego yang ketahuan mencuri sama pemiliknya. Dengan lirih aku mengatakan “Kita sudahi aja hubungan ini. Aku harap kamu bahagia dengan Naomi”. Lalu aku meninggalkan Yose tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Setelah kejadian itu, Naomi ngga pernah pulang ke kost. Seminggu setelah itu, Naomi mengirim beberapa orang untuk mengambil barang-barangnya dari kost. Aku kecewa atas sikap Naomi yang tidak dewasa dan terbuka. Setelah semua barang Naomi dimasukkan ke dalam mobil box, Yose datang menghampiriku dan berkata “Maafin aku Gres. Aku sadar kalo aku salah karna aku ngga jujur sama kamu selama ini. Aku sangat menyayangi Naomi melebihi apa pun, aku takut kehilangan dia”. Hatiku hancur berkeping-keping saat Yose mengatakan “Aku sangat menyayangi Naomi melebihi apa pun, aku takut kehilangan dia”. Tanpa kusadari wajahku dibanjiri air mata. Aku malu pada diriku sendiri. Saat Yose memelukku untuk terakhir kalinya, aku melihat Naomi di dalam mobilnya Yose. Setelah itu Yose memberikan aku surat permohonan maaf dari Naomi. Kemudian aku mencium kening Yose seperti yang biasa dia lakukan padaku. Karna Yose jauh lebih tinggi dariku, terpaksa aku jinjit supaya aku bisa menciumnya. “Katakan pada Naomi aku sudah memaafkannya. Aku harap kalian bahagia” kataku. Karna tak tahan lagi, aku berlari ke kamarku meninggalkan Yose yang masih berdiri di depan kostku. Diam-diam aku mengintip kepergian mereka dari jendela kamarku. Setelah kejadian itu, aku membuang jauh-jauh kenanganku tentang Yose dan juga Naomi. Kukubur kenangan kami semua dalam-dalam. Bahkan aku pindah kost demi dapat melupakan semuanya.
2 tahun kemudian aku dapat undangan penikahan Yose dan Naomi. Tiba-tiba hatiku terasa sangat sakit saat membaca undangan mereka. Meski pun aku sudah 2 tahun putus dari Yose dan berpisah dengan Naomi, tapi rasa sakit itu masih agak sulit buat kulupakan karna mereka adalah orang-orang yang kusayangi. Tak ingin terluka untuk kedua kalinya, aku mengirimkan hadiah pernikahanku lewat salah seorang temanku.
5 tahun kemudian....
Saat ini aku bekerja sebagai manajer di salah satu mall ternama di Jogjakarta. Karna sibuk berteleponan dengan produsen tanpa sengaja aku menabrak seorang pria dan anaknya. Bruukkkkk! Handphoneku tercampak. Karna aku sadar kalo aku yang salah aku minta maaf pada pria tersebut. Aku kaget setengah mati saat aku tau pria itu adalah mantanku yang dulu mengkhianatiku. Pria itu adalah Yose. Tiba-tiba pandanganku berpaling dari Yose saat seorang anak kecil menarik tanganku dan memberikan handphone itu padaku. Anak itu lucu dan imut sekali. Usianya sekitar 4 tahunan. Namun saat aku melihatnya, aku seperti melihat sosok Naomi. Aku melihat Yose dan anaknya, aku ngga melihat Naomi bersama mereka.
“Ini anak kamu Yos? Siapa namanya?”.
“Namanya Gracia Putri Naomi Yosephine”.
Aku terdiam. Ada namaku, Yose dan Naomi dinama anak yang lucu itu. Tapi aku masih bertanya-tanya “dimana Naomi?”. Karna penasaran, aku menanyakan keberadaan Naomi pada Yose. Aku sangat shock saat tau Naomi sudah meninggal 4 tahun yang lalu saat melahirkan Cia, nama panggilan anaknya. Naomi menderita kanker rahim stadium akhir. Aku sedih mendengarnya karna aku ngga bisa menemani Naomi disaat dia kesulitan. Hari itu juga aku jiarah ke makam Naomi ditemani Yose dan juga putrinya. Aku menangis di pusaran makam Naomi, Cia memelukku. Aku tau dia mengerti apa yang kurasakan meski umurnya baru 4 tahun. Aku membalas memeluknya. Aku merasakan ada damai dan ketentraman dalam diri Cia. Entah kenapa aku begitu menyayanginya. Yose hanya tersenyum melihatku memeluk Cia.
            Setelah berjiarah ke makam Naomi, hubunganku dengan Yose dekat kembali karna hampir setiap hari kami bertemu karna aku ingin menemui Cia. Anak ini ngangenin banget. Hari demi hari kami lewati bersama. Baru kusadari ternyata aku masih menyayangi Yose sama seperti dulu walau pun dia sudah menyakiti hatiku. Rasa sakit ini terobati karna adanya kehadiran Cia diantara kami berdua. Tidak lama kemudian, Yose melamarku. Aku tau ini begitu cepat, tapi Yose mengatakan sudah lama dia mencari-cari diriku karna sebelum meninggal Naomi memberikan surat pada Yose supaya diberikan untukku. Inilah isi surat Naomi untukku.
“Buat Gracia, sahabatku.
Maafin aku yang sudah merebut Yose darimu. Aku sangat menyayanginya. Aku tau aku egois, tapi aku ingin mengisi hari-hari terakhirku bersama Yose karna aku tau umurku ngga lama lagi. Aku titipkan Gracia Putri Naomi Yosephine padamu. Aku yakin kamu orang yang tepat menjadi ibunya Cia. Jagain dia buatku. Dan aku juga mau kamu menjadi pendamping Yose karna sebenarnya dia juga menyayangimu. Baiklah, aku harap kamu ngga nolak permintaan terakhirku ini. Akhirnya aku bisa pergi dengan damai. T’rima kasih Grace.”
Aku menangis membaca surat singkat namun bermakna itu dari Naomi, dia memintaku menjaga Cia buatnya. Dengan percaya diri aku menerima lamaran Yose. Akhirnya kami pun menikah di depan pusaran makam Naomi. Sekian J

Ini juga cerpen yg pernah saya ikutkan dalam lomba, tapi tetap masih gagal. hihihi. semangaat !!! :)