Sabtu, 20 Desember 2014

cerpenku 15

“JINGLE BELLS”
Oleh Indah Simanjuntak


“Jingle bells, jingle bells
Jingle all the way
Oh, what fun it is to ride
In a one horse open sleigh, hey! 2x”
Lagu Jingle Bells bergema keras di kamarku pagi ini. I feel so peace. Tiduran sambil bermain dengan tablet yang baru kubeli.
“Huh… nggak terasa bentar lagi natal” kataku dalam hati.
Tiap kali mendengar lagu natal, entah kenapa hatiku merasa damai dan tenang. Seolah lagu-lagu ini menghipnotisku. Satu album natal Mariah Carey menemaniku hingga siang menjelang.
Namaku Sheena. Hobiku menulis cerpen dan mendengarkan musik. Sempat vakum menulis, aku merasa ada yang hilang. Bagiku menulis cerpen merupakan pelayanan, dimana aku menghibur orang lain lewat karya tulisku. Ya, walau pun aku ini masih penulis amatir tapi aku selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam cerpenku.
Aku rutin mengikuti lomba cerpen tapi tidak pernah sekali pun aku menang. Rasa kecewa dan putus asa sering kali menghampiriku. Bahkan cerpen yang aku posting di fesbuk atau di blog terkadang tidak mendapat respon. Aku berharap suatu saat cerpenku ini bisa menang lomba dan orang-orang bangga denganku. Itulah harapanku di natal tahun ini. Setiap malam sebelum tidur, aku selalu berdoa berharap mujizat itu nyata. Tapi nyatanya. Nothing. Aku jenuh. Aku merasa Tuhan meninggalkanku.
Hari demi hari kuhabiskan untuk menulis cerpen. Dalam sehari lima hingga tujuh cerpen aku tulis. Semakin aku sering gagal, semakin besar pula rasa kecewaku. Hingga suatu saat aku berhenti menulis. Dan aku pun berhenti berdoa. Berhenti berharap. Aku mulai menjauh dari Tuhan.
“Aku nggak percaya Tuhan lagi. Kau bohong, Tuhan! Kau pembohong! Aku benci! AAARRRGGHH!” teriakku sekeras-kerasnya.
***
Sudah hampir sebulan aku menghabiskan waktuku sia-sia. Bangun, mendengarkan musik, bermain tablet, kuliah dan tidur. Seperti itu hampir setiap hari.
Siang itu aku membuka twitter yang sudah lama tidak aku gunakan. News by news aku baca hingga akhirnya aku menemukan akun yang berisi kalimat-kalimat penyemangat.
“ORANG YANG TEKUN DAN SUNGGUH-SUNGGUH LEBIH DEKAT DENGAN KESUKSESAN, DIBANDINGKAN DENGAN ORANG MALAS YANG TAK MAU BERUSAHA.”
“That’s a amazing sentence!”gumamku dalam hati.
Entah kenapa kalimat ini membangkitkan semangatku lagi. Dengan semangat berkobar-kobar,  aku menyiapkan laptop, modem, speaker, dan yang selalu menemaniku tiap kali aku menulis, ice cappuccino. Tidak lupa aku memutar lagu-lagu natal untuk menambah semangatku. It’s time to action!!!
Kuawali dengan menjelajahi google untuk mencari lomba cerpen di bulan desember ini. Yup, I get it! Lomba cerpen natal dengan tema KEAJAIBAN. Tengah asyik mengetik tiba-tiba jari-jari tanganku berhenti. Pikiranku mentok. Berusaha mencari ide untuk dijadikan bahan cerpen yang akan aku lombakan. “Oh Ghost, help me please” pintaku memelas. Aku merasa lelah. Untuk menenangkan otakku yang lelah berpikir, kumanjakan tubuhku berebah di kasur. Lagu-lagu itu menarik mataku hingga akhirnya aku tertidur pulas.
“Pandanganku gelap. Entah berada dimana, aku merasa sekitarku dikelilingi bebatuan. Aku terjatuh dan bangkit, lalu terjatuh dan bangkit lagi hingga begitu seterusnya. Angin berhembus begitu kencang mengombang-ambingkan tubuhku. Seolah berada ditengah badai. Tiap lima menit sekali, musim berubah. Kadang dingin, panas, semi, gugur dan bahkan hujan. Darahku mengalir bak air. Seluruh tubuhku perih. Aku menangis dan berteriak sekuatnya. Tiba-tiba seseorang menjamah pundakku. Aku terkejut setengah mati. “Jangan takut. Aku akan menyelamatkanmu. Ulurkan tanganmu” katanya lembut. Aku tidak tahu ia siapa dan aku tidak bisa melihatnya karna pandanganku masih gelap. Kuulurkan tanganku dan ia menggenggamnya sangat erat. Ia bertanya padaku,”Apakah kau percaya padaku?” Aku terdiam sejenak. Berpikir. Aku mengambil napas panjang lalu menjawabnya,”Yaa, aku percaya. Tolong bawa aku keluar dari sini”. Ia tidak menjawab. Sekelilingku hening seketika. Lalu aku merasa seseorang  berbisik di telingaku dan berkata,”AKU, Yesus, yang kau percaya akan menyelamatkanmu. Kau telah meninggalkan AKU. Keputusasaan dan kekecewaan membuatmu melupakan AKU. Apa yang kau alami tadi adalah cobaan kecil untuk mengingatkanmu kembali agar selalu bersyukur dan percaya pada-KU. AKU tidak pernah sekali pun berpaling darimu. AKU sedang merancang yang terbaik untukmu. Jadi, tetaplah berpegang teguh pada-KU dalam keadaan apapun. Sebenarnya kau sedang berada di surga, di Rumah Bapa, namun karna kau tidak percaya pada-KU, matamu tidak bisa melihat walaupun sesungguhnya kau tidak buta. Dan tidak ada batu disini. Bukalah matamu, nak”.


Saat kubuka mataku, aku berada di kasur. Aku melihat sekelilingku. “Apakah aku bermimipi?”  Seluruh badanku penuh dengan keringat. Aku sadar aku bertemu Yesus dalam mimpi. Aku tidak menyangka Yesus mendatangiku dalam mimpi dan mengingatkanku. Aku pun menangis. Ternyata aku sudah melupakan Sang Juruselamat. Aku menyesal. Aku mengambil alkitab dan membacanya. Lalu aku berdoa memohon ampun dan aku menangis. Aku tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanku atau umat-NYA. IA sedang menyiapkan rancangan indah buatku, tapi aku tidak sabar dan meninggalkannya.
Mimpi itu memberiku inspirasi. Aku merasa lahir baru. Dengan lihai jari-jari tanganku mulai menari bahagia. Aku menuangkan mimpiku ke dalam cerpen. Hingga akhirnya cerpenku selesai. Aku membaca ulang untuk memperbaiki kata atau kalimat yang salah. Lalu aku kirim ke email panitia lomba.
***
2 minggu kemudian.
Sore hari panas terik bercampur angin. Lagu Jingle Bells berkumandang di telingaku. Seperti biasa, aku memasang headset di telingaku dan berjalan pulang. Tiba-tiba alarm handphoneku berbunyi. Alarm itu mengingatkanku kalau hari ini pengumuman lomba cerpen. Aku tidak sabar membuka website lomba untuk mengecek pengumumannya. Dengan cepat aku melangkah. Setibanya di rumah, aku membuka laptop. Jantungku berdetak kencang. Dug dug dug, Tidak biasanya aku sesemangat ini. Loading. Sepertinya jaringan internetku sedikit bermasalah. Menunggu loading, aku berdoa.
“Ya Bapa, apa pun hasil dari pengumuman lomba ini, baik menang atau kalah, aku tetap berterima kasih. Ajariku untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Dan aku percaya, semua rancangan-MU indah pada waktunya. Amin”
Selesai berdoa, tiba-tiba handphoneku berdering. Nomor tak bertuan itu muncul di layar handphoneku.
“Halo, selamat sore. Benarkah ini Sheena Maseeya?” tanya si nomor tak bertuan itu.
“I…i…iya benar, saya sendiri” jawabku sedikit gugup.
“Oh, kami dari panitia lomba cerpen. Selamat ya Sheena. Cerpen kamu terpilih menjadi pemenangnya” katanya.
“Oh..oh.. my god. Thanks Jesus. Thank you so much. I love You. Really, really love You so much Jesus” teriakku senang dan melompat kegirangan. “Thank you Jesus!!! Thank you. Ha..halo mas?”
Tutt. Tutt. Tutt. Telepon terputus. Aku lupa kalau aku sedang bertelepon. Lalu pihak panitia mengirimku pesan cara mengambil hadiah pemenang.
“Sungguh Kau Allah Luar Biasa. Amazing God. Ini hadiah terindah natalku. Selamat natal Bapa, selamat natal Yesus dan selamat natal Roh Kudus. Terima kasih. Amin” doaku di malam natal.