Rabu, 02 April 2014

cerpenku 5

Musuhku, Tetanggaku

“Ngapain lo dibawah kolong meja gue.” Terdengar suara cowok  yang sudah familiar ditelinganya.
Saking terkejutnya, kepala Mia terantuk sisi meja. “Aauuuww!” Rintihnya kesakitan sambil mengelus-elus kepala. Cowok berpostur tinggi dan berkulit sawo matang ini tersenyum sinis melihatnya terantuk.
“Gue lagi nyari mainan kalung gue. Tadi jatuh disini. Itu hadiah dari sahabat gue.”
“Emang gue ada nanya itu hadiah dari siapa, hmm?” Tanyanya jutek.
Mia kesal mendengarnya. Bibirnya manyun. Mia mencuekinya dan terus mencari kalung mainannya hingga akhirnya dapat, tapi mainan kalungnya itu terinjak oleh Kira.
“Bisa gak kaki kanan lo itu lo angkat, kalung mainan gue lo injak.” Gerutu Mia pada Kira.
Kira melihat kebawah, lalu dengan segera mengangkat kakinya.”Oh. Ternyata ini yang lo cari-cari.”
Mainan kalung Mia yang berbentuk setengah hati itu rusak karna terinjak Kira. Hadiah dari sahabatnya itu slalu dijaga Mia baik-baik, tapi karna terinjak sama Kira, Mia murka. Mia berdiri lalu melototi mata Kira dengan tajam tanpa berkedip sedikit pun.
“Lo kenapa? Kok ngeliatin gue kayak gitu?” tanya Kira heran sambil meletakkan tasnya.
“Lo liat ini!” kata Mia dengan nada marah sambil menunjukkan mainan kalung yang rusak itu pada Kira.
Kira melihat kalung mainan itu, lalu dengan juteknya dia menjawab,”oh. udah rusak.”
“APA????” teriak Mia.
Tang.ting.tang.ting.tung. Adu mulut pun tak terelakkan. Mia dan Kira berantem lagi. Mereka memang gak pernah akur, bahkan berkali-kali mereka keluar masuk ruangan BP karna hampir setiap hari ribut. Teman-teman dan guru mereka sudah berusaha mendekatkan mereka dengan cara memasukkan mereka ke dalam kelompok yang sama, tapi mereka tetap saja slalu berantem. Mia dan Kira satu kelas dan mereka slalu bersaing mendapatkan juara kelas. mia dan Kira termasuk siswa yang pintar dikelasnya. Mereka ini ibaratkan layar tancap bagi teman-temannya karna menarik buat ditonton kalo lagi berantem. Katanya sih lucu kalo mereka berantem.
***
Tett. Tett. Bel masuk berbunyi. Semua siswa memasuki kelasnya masing-masing. Pagi itu Kira terlambat, pada hal gurunya sudah mulai mengajar.
Tokk. Tokk. Terdengar suara pintu diketuk. Kira berdiri dengan pakaian lusuh dipenuhi keringat dengan napas terengah-engah. Semua siswa melihat ke arahnya termasuk Mia.
“Kenapa kamu terlambat Ra?” tanya si guru.
“Maaf bu... tadi saya bangun kesiangan... Semalam...keluarga saya baru pindah rumah... jadi saya bantu papa mama pindahan.” Jawab Kira terputus-putus berusaha untuk mengambil napas.
“Pindahan?? Semalam tetangga gue ada yang pindahan juga. Kok kebetulan sama ya? Atau jangan-jangan?? Aah gak mungkin!” kata Mia dalam hati.
“Oh ya sudah. Masuk. Lain kali jangan ulangi.” Ucap si guru lembut.
Kira masuk ke dalam kelas, saat melewati meja Mia, Kira mengejeknya dengan mengulurkan lidah sambil mencipitkan mata. Mia yang melihatnya kesal. Pelajaran yang terhenti itu kembali dilanjutkan. Selama pelajaran berlangsung Mia gak bisa konsen karna dia masih sibuk dengan pikirannya mengenai tetangga barunya yang baru pindah semalam. “Kenapa pindahnya Kira sama dengan tetanggaku yaa?? Atau jangan-jangan?? Aah mungkin aja itu hanya kebetulan.” Kata Mia dalam hati berusaha menghibur dirinya.
***
HADIRILAH!
BIRTHDAY PARTY GUE 17th.
BESOK JAM 7 MALAM.
DI PERUMAHAN ASRI INDAH NO. 27 B.
By : Kira Anggara J
Sebuah undangan yang di tempel di mading sekolah dekat koridor.

Bola mata Mia mau copot saat membaca surat undangan itu. “OMG. Ternyata dia tetangga baru gue?” kata Mia dalam hati dengan langkah lunglai. Ternyata tetangga barunya Mia adalah Kira, musuh bebuyutannya dari SMP hingga sekarang. Mia benci banget sama Kira. BANGET! Oke, kita flashback penyebab Mia benci sama Kira saat mereka kelas 2 SMP. Saat itu jam istirahat, Mia bersama teman-temannya tengah asyik nongkrong di taman sekolah yang jaraknya tidak jauh dari lapangan bola. Kira yang asyik bermain bola dengan teman-teman cowoknya tanpa sengaja dengan keras menendang bola itu ke arah Mia hingga mengenai kening Mia dan berdarah. Semua geger saat itu. Mia pingsan. Guru langsung membawa Mia ke rumah sakit dan Mia sempat diopname selama 3 hari di rumah sakit karna mengalami pendarahan dan mendapat puluhan jahitan di keningnya. Yang buat Mia semakin benci sama Kira karna sejak kejadian itu hingga sekarang Kira gak pernah minta maaf dan malah cuek saat bertemu dengan Mia di sekolah, pada hal orang tua Kira sudah minta maaf sama Mia dan juga keluarganya. Karna kejadian itu, Mia punya bekas luka di keningnya dan tiap kali Mia melihat bekas luka itu, rasa benci Mia pada Kira semakin bertambah dan bertambah.

“Lo kenapa? Muka lo pucat banget. Lo lagi sakit ya?” tanya Tika penasaran.
“Gue gak pa pa Tik.” Sahut Mia santai pada teman dekatnya itu.
“Oh, syukurlah kalo gitu. Oh ya mi, lo tau gak ternyata tetangga baru yang lo bilang itu si Kira, gue
tadi baca di mading, lo udah tau kan tentang ini?” tanya Tika panik dan heboh.
“Iya, gue udah baca.” Ujar Mia jutek.
“Kok ekspresi lo biasa aja?” tanya Tika lagi yang pengen tau apa yang terjadi sama teman semejanya itu.
“Trus gue harus bilang wow gitu. Atau gue harus lari-lari manjat pohon trus bilang pucuk, pucuk,
pucuk.” Jawab Mia yang mulai kesal.
“Ya gak segitunya juga kali. Gue kan cuma heran aja sama ekspresi lo yang biasa aja. Biasanya kan lo itu heboh, panik, pokoknya wow gitu kalo menyangkut tentang Kira dan bla bla bla.....” Ceplos Tika tanpa henti dengan tingkah centil mentilnya.
Dengan tajam mata Mia melototi Tika. Tika yang sadar dengan tatapan sinis Mia langsung terdiam dan
tersenyum kayak orang bego. Suasana hati Mia hari itu berantakan banget, emosian dan gak bersahabat. Ditambah lagi saat Mia melihat Kira yang hari itu kelihatan happy buanget.
Kira melihat Mia sedang mencorat coret di bukunya dengan muka cemberut, Kira menghampirinya lalu meletakkan sebuah undangan di mejanya.
“Besok lo datang ya ke birthday party gue. Ini undangan spesial gue kasih langsung ke lo.” Tutur Kira lembut sambil tersenyum kecil pada Mia.
Mia yang sedang kacau balau moodnya mencueki Kira lalu pergi meninggalkan Kira yang berdiri tepat di samping mejanya. Karna jarak antar meja dekat, Mia menabrak badan Kira cukup keras hingga membuat Kira hampir terjatuh. Kira hanya diam saja melihat tingkah Mia yang super cuek padanya.”Ternyata cewek ini kuat juga ya tenaganya. hahaha.” Kata Kira dalam hati sambil melihat kepergian Mia.
Birthday partynya Kira yang ke tujuh belas alias sweet seventeen ini dimeriahkan oleh band lokal dan rame banget. Acaranya di konsep di dekat kolam renang dengan desain lilin warna-warni menghiasi pinggir kolam dan liontin memperindah langit malam itu.  Kira yang mengenakan jas hitam tampak kelihatan tampan dan memukau. Semua cewek terkesima melihat penampilannya. Tapi mata Kira sibuk melihati para undangan seakan lagi nyari seseorang, namun seseorang yang diharapkannya itu tak muncul-muncul juga. Kira terlihat kecewa. Lalu acaranya dimulai dari bernyanyi hingga memotong kue. Pada saat itu ada makhluk cantik yang nyuri perhatian undangan di acara ultahnya Kira, tubuhnya mungil, putih mulus dan rambut lurus panjang. Makhluk cantik itu adalah Gramia Paterson alias Mia alias musuh bebuyutannya Kira. Saat melihatnya datang, ekspresi Kira berubah sumringah, ternyata seseorang yang ditunggu-tunggunya itu adalah Mia. Tapi penampilan Mia malam itu sedikit lain dari biasanya, Mia yang selama ini kelihatan cuek dan tak pernah berpenampilan feminim tiba-tiba berubah drastis di acara ultahnya Kira, bahkan mulut Kira menganga dan matanya melotot tidak percaya melihat Mia bisa secantik bak bidadari.
Sebenarnya Mia tidak mau datang, tapi karna dipaksa sama Tika sampe pake jurus air mata buayanya, akhirnya Mia luluh juga. Mia memang tidak tahu berdandan seperti cewek pada umumnya, Tikalah yang menyulap Mia jadi bidadari malam itu. Semua tamu undangan yang merupakan teman satu sekolah mereka tak menyangka Mia bakalan datang karna mereka pasang taruhan abis-abisan karna yakin kalo Mia tidak akan berani datang, but the their guess is wrong, Mia malah datang. Mereka yang kalah taruhan rugi besar karna kehadiran Mia di acara ultahnya Kira.
Saat season dance, Kira menghampiri Mia dan mengajaknya berdansa, Mia tidak tega menolak karna malam ini malam spesial buat Kira, dengan terpaksa Mia berdansa dengan Kira. Mereka bak tokoh cerita dalam dongeng cinderella. SO ROMANTIC. Semua cewek cemburu kecuali Tika karna cuma Mia cewek yang diajak Kira berdansa. Tika sengaja mengajak sang pacar ke acara ultahnya Kira biar ada yang menemaninya pulang. Kira cukup lihai berdansa hingga sesekali Mia hampir terjatuh karna high heels yang dipakenya mengurangi gerak-geriknya, namun Kira bisa menjaga keseimbangan Mia. Pertama dalam sejarah Mia dan Kira, mereka bisa seakur dan seakrab ini tanpa ada berantem.
Tiba-tiba Kira mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
“Nih.” Kata Kira sambil meletakkan sesuatu itu di tangan kanan Mia. Lalu Mia melihatnya dan mukanya berubah senang. Kira ternyata mengganti kalung mainan setengah hati yang tidak sengaja diinjaknya itu hingga rusak. Kira tau mainan kalung itu sangat berharga bagi Mia karna itu pemberian dari sahabatnya Mia yang sudah meninggal akibat kanker darah tahun lalu.
“Dari mana lo dapat mainan kalung ini, Eria bilang mainan kalung ini cuma ada satu dan lo udah ngerusaknya.” Tutur Mia dengan nada lirih karna teringat sama sahabatnya yang telah tiada, Eria Kahardiani.
“Sahabat lo bilang memang benar, cuma ini satu-satunya mainan kalung setengah hati yang ada di dunia ini karna sahabat lo khusus memesannya dari  Jerman. Ini diukir langsung oleh seniman terkenal di sana........” saat tengah asyik menjelaskan, Mia menutup mulut Kira dengan jari telunjuk tangannya.
“Jangan bilang kalo lo mesan ini langsung dari Jerman.” kata Mia setengah tak percaya dengan apa yang dibilang Kira padanya.
“Hari itu juga aku langsung nyari mainan kalung ini di tokoh-tokoh, mall, bahkan sampe aku searching di internet tapi gak dapat-dapat juga. Gue tau ini diukir dari Jerman karna bokap gue kenal dekat sama orang yg ngukir mainan kalung ini karna ada inisial nama si pengukir dibalik mainan kalung itu. Gue tau ini barang berharga buat lo makanya gue berusaha untuk ngegantiinnya. Maaf ya atas tingkah gue slama ini sama lo terutama kejadian waktu kita kelas 2 SMP kemarin, gue minta maaf banget. Gue mau kita berteman. Lo mau kan jadi teman gue?” mohon Kira sambil berlutut dihadapan Mia.
Tiba-tiba suasana yang meriah berubah jadi haru. Semua undangan menyaksikan tontonan gratis ini, tapi bukan tontonan adu mulut seperti biasanya melainkan tontonan yang romantis tapi mengharukan juga. Mia melihat Kira yang berlutut di depannya lalu berkata,”Fine, gue mau kok berteman sama lo asal lo gak nendang kening gue lagi pake bola.” Kira lalu berdiri lalu mengulurkan jari kelingking kanannya dan berkata, ”JANJI”. Mia tersenyum lalu menyambut jari kelingking kanan Kira dengan jari kelingking kanannya sambil berkata,”ku pegang janjimu”. Saking senangnya, tanpa sadar Kira mencium bekas lukanya Mia di kening lalu memeluk Mia. Semua undangan terharu dan bertepuk tangan karna akhirnya Mia dan Kira bisa berdamai.
***
Setelah acara ultahnya Kira berlalu, tidak ada lagi tontonan gratis di kelas, tidak ada lagi adu mulut, tidak ada dendam and everything is full of peace. Mia dan Kira berteman akrab. Kabar baiknya mereka lulus masuk universitas negeri yang sama dengan jurusan berbeda, dan kabar bahagianya mereka pacaran loh. Hahaha. Nice story. J


= THE END =