Musuhku, Tetanggaku
“Ngapain
lo dibawah kolong meja gue.” Terdengar suara cowok yang sudah familiar ditelinganya.
Saking
terkejutnya, kepala Mia terantuk sisi meja. “Aauuuww!” Rintihnya kesakitan
sambil mengelus-elus kepala. Cowok berpostur tinggi dan berkulit sawo matang
ini tersenyum sinis melihatnya terantuk.
“Gue
lagi nyari mainan kalung gue. Tadi jatuh disini. Itu hadiah dari sahabat gue.”
“Emang
gue ada nanya itu hadiah dari siapa, hmm?” Tanyanya jutek.
Mia
kesal mendengarnya. Bibirnya manyun. Mia mencuekinya dan terus mencari kalung
mainannya hingga akhirnya dapat, tapi mainan kalungnya itu terinjak oleh Kira.
“Bisa
gak kaki kanan lo itu lo angkat, kalung mainan gue lo injak.” Gerutu Mia pada
Kira.
Kira
melihat kebawah, lalu dengan segera mengangkat kakinya.”Oh. Ternyata ini yang
lo cari-cari.”
Mainan
kalung Mia yang berbentuk setengah hati itu rusak karna terinjak Kira. Hadiah
dari sahabatnya itu slalu dijaga Mia baik-baik, tapi karna terinjak sama Kira,
Mia murka. Mia berdiri lalu melototi mata Kira dengan tajam tanpa berkedip
sedikit pun.
“Lo
kenapa? Kok ngeliatin gue kayak gitu?” tanya Kira heran sambil meletakkan
tasnya.
“Lo
liat ini!” kata Mia dengan nada marah sambil menunjukkan mainan kalung yang
rusak itu pada Kira.
Kira
melihat kalung mainan itu, lalu dengan juteknya dia menjawab,”oh. udah rusak.”
“APA????”
teriak Mia.
Tang.ting.tang.ting.tung.
Adu mulut pun tak terelakkan. Mia dan Kira berantem lagi. Mereka memang gak
pernah akur, bahkan berkali-kali mereka keluar masuk ruangan BP karna hampir setiap
hari ribut. Teman-teman dan guru mereka sudah berusaha mendekatkan mereka
dengan cara memasukkan mereka ke dalam kelompok yang sama, tapi mereka tetap
saja slalu berantem. Mia dan Kira satu kelas dan mereka slalu bersaing
mendapatkan juara kelas. mia dan Kira termasuk siswa yang pintar dikelasnya. Mereka
ini ibaratkan layar tancap bagi teman-temannya karna menarik buat ditonton kalo
lagi berantem. Katanya sih lucu kalo mereka berantem.
***
Tett.
Tett. Bel masuk berbunyi. Semua siswa memasuki kelasnya masing-masing. Pagi itu
Kira terlambat, pada hal gurunya sudah mulai mengajar.
Tokk.
Tokk. Terdengar suara pintu diketuk. Kira berdiri dengan pakaian lusuh dipenuhi
keringat dengan napas terengah-engah. Semua siswa melihat ke arahnya termasuk
Mia.
“Kenapa
kamu terlambat Ra?” tanya si guru.
“Maaf
bu... tadi saya bangun kesiangan... Semalam...keluarga saya baru pindah
rumah... jadi saya bantu papa mama pindahan.” Jawab Kira terputus-putus
berusaha untuk mengambil napas.
“Pindahan??
Semalam tetangga gue ada yang pindahan juga. Kok kebetulan sama ya? Atau
jangan-jangan?? Aah gak mungkin!” kata Mia dalam hati.
“Oh
ya sudah. Masuk. Lain kali jangan ulangi.” Ucap si guru lembut.
Kira
masuk ke dalam kelas, saat melewati meja Mia, Kira mengejeknya dengan
mengulurkan lidah sambil mencipitkan mata. Mia yang melihatnya kesal. Pelajaran
yang terhenti itu kembali dilanjutkan. Selama pelajaran berlangsung Mia gak
bisa konsen karna dia masih sibuk dengan pikirannya mengenai tetangga barunya
yang baru pindah semalam. “Kenapa pindahnya Kira sama dengan tetanggaku yaa?? Atau
jangan-jangan?? Aah mungkin aja itu hanya kebetulan.” Kata Mia dalam hati
berusaha menghibur dirinya.
***
HADIRILAH!
BIRTHDAY PARTY GUE 17th.
BIRTHDAY PARTY GUE 17th.
BESOK
JAM 7 MALAM.
DI
PERUMAHAN ASRI INDAH NO. 27 B.
By :
Kira Anggara J
Sebuah undangan
yang di tempel di mading sekolah dekat koridor.
Bola
mata Mia mau copot saat membaca surat undangan itu. “OMG. Ternyata dia tetangga
baru gue?” kata Mia dalam hati dengan langkah lunglai. Ternyata tetangga
barunya Mia adalah Kira, musuh bebuyutannya dari SMP hingga sekarang. Mia benci
banget sama Kira. BANGET! Oke, kita flashback penyebab Mia benci sama Kira
saat mereka kelas 2 SMP. Saat itu jam istirahat, Mia bersama teman-temannya
tengah asyik nongkrong di taman sekolah yang jaraknya tidak jauh dari lapangan bola. Kira yang asyik
bermain bola dengan teman-teman cowoknya tanpa sengaja dengan keras menendang
bola itu ke arah Mia hingga mengenai kening Mia dan berdarah. Semua geger saat
itu. Mia pingsan. Guru langsung membawa Mia ke
rumah sakit dan Mia sempat diopname selama 3 hari di rumah sakit karna mengalami
pendarahan dan mendapat puluhan jahitan di keningnya. Yang buat Mia semakin benci sama Kira karna sejak kejadian itu
hingga sekarang Kira gak pernah minta maaf dan malah cuek saat bertemu dengan
Mia di sekolah, pada hal orang tua Kira sudah minta maaf sama Mia dan juga
keluarganya. Karna kejadian itu, Mia punya bekas luka di keningnya dan tiap
kali Mia melihat bekas luka itu, rasa benci Mia pada Kira semakin bertambah dan
bertambah.
“Lo kenapa? Muka lo pucat banget.
Lo lagi sakit ya?” tanya Tika penasaran.
“Gue gak pa pa Tik.” Sahut Mia
santai pada teman dekatnya itu.
“Oh, syukurlah kalo gitu. Oh ya mi,
lo tau gak ternyata tetangga baru yang lo bilang itu si Kira, gue
tadi baca di mading, lo udah tau
kan tentang ini?” tanya Tika panik
dan heboh.
“Iya, gue udah baca.” Ujar Mia
jutek.
“Kok ekspresi lo biasa aja?” tanya
Tika lagi yang pengen
tau apa yang terjadi sama teman semejanya itu.
“Trus gue harus bilang wow gitu.
Atau gue harus lari-lari manjat pohon trus bilang pucuk, pucuk,
pucuk.” Jawab Mia yang mulai kesal.
“Ya
gak segitunya juga kali. Gue kan cuma heran aja sama ekspresi lo yang biasa
aja. Biasanya kan lo itu heboh, panik, pokoknya wow gitu kalo menyangkut tentang Kira dan bla
bla bla.....” Ceplos Tika tanpa henti dengan tingkah centil mentilnya.
Dengan tajam mata Mia melototi
Tika. Tika yang sadar dengan tatapan sinis Mia langsung terdiam dan
tersenyum
kayak orang bego. Suasana hati Mia hari itu berantakan banget, emosian dan gak bersahabat.
Ditambah lagi saat Mia melihat Kira yang hari itu kelihatan happy buanget.
Kira
melihat Mia sedang
mencorat coret di bukunya dengan muka cemberut, Kira menghampirinya lalu
meletakkan sebuah undangan di mejanya.
“Besok
lo datang ya ke birthday party gue.
Ini undangan spesial gue kasih langsung ke lo.” Tutur Kira lembut sambil
tersenyum kecil pada Mia.
Mia
yang sedang kacau balau moodnya
mencueki Kira lalu pergi meninggalkan Kira yang berdiri tepat di samping
mejanya. Karna jarak antar meja dekat, Mia menabrak badan Kira cukup keras
hingga membuat Kira hampir terjatuh. Kira hanya diam saja melihat tingkah Mia
yang super cuek padanya.”Ternyata cewek ini kuat juga ya tenaganya. hahaha.”
Kata Kira dalam hati sambil melihat kepergian Mia.
Birthday partynya
Kira yang ke tujuh belas alias sweet
seventeen ini dimeriahkan oleh band lokal dan rame banget. Acaranya di
konsep di dekat kolam renang dengan desain lilin warna-warni menghiasi pinggir
kolam dan liontin memperindah langit malam itu.
Kira yang mengenakan jas hitam tampak kelihatan tampan dan memukau.
Semua cewek terkesima melihat penampilannya. Tapi mata Kira sibuk melihati para
undangan seakan lagi nyari seseorang, namun seseorang yang diharapkannya itu
tak muncul-muncul juga. Kira terlihat kecewa. Lalu acaranya dimulai dari
bernyanyi hingga memotong kue. Pada saat itu ada makhluk cantik yang nyuri
perhatian undangan di acara ultahnya Kira, tubuhnya mungil, putih mulus dan
rambut lurus panjang. Makhluk cantik itu adalah Gramia Paterson alias Mia alias
musuh bebuyutannya Kira. Saat melihatnya datang, ekspresi Kira berubah
sumringah, ternyata seseorang yang ditunggu-tunggunya itu adalah Mia. Tapi
penampilan Mia malam itu sedikit lain dari biasanya, Mia yang selama ini
kelihatan cuek dan tak pernah berpenampilan feminim tiba-tiba berubah drastis
di acara ultahnya Kira, bahkan mulut Kira menganga dan matanya melotot tidak percaya melihat Mia bisa secantik bak bidadari.
Sebenarnya
Mia tidak mau datang, tapi
karna dipaksa sama Tika sampe pake jurus air mata buayanya, akhirnya Mia luluh
juga. Mia memang tidak
tahu berdandan seperti cewek pada umumnya, Tikalah yang
menyulap Mia jadi bidadari malam itu. Semua tamu undangan yang merupakan teman
satu sekolah mereka tak menyangka Mia bakalan datang karna mereka pasang
taruhan abis-abisan karna yakin kalo Mia tidak
akan berani datang, but
the their guess is wrong, Mia malah datang. Mereka yang kalah taruhan rugi
besar karna kehadiran Mia di acara ultahnya Kira.
Saat
season dance, Kira menghampiri Mia
dan mengajaknya berdansa, Mia tidak
tega menolak karna malam ini malam spesial buat Kira, dengan terpaksa Mia
berdansa dengan Kira. Mereka bak tokoh cerita dalam dongeng cinderella. SO ROMANTIC.
Semua cewek cemburu kecuali Tika karna cuma Mia cewek yang diajak Kira
berdansa. Tika sengaja mengajak sang pacar ke acara ultahnya Kira biar ada yang
menemaninya pulang. Kira cukup lihai berdansa hingga sesekali Mia hampir
terjatuh karna high heels yang
dipakenya mengurangi gerak-geriknya, namun Kira bisa menjaga keseimbangan Mia.
Pertama dalam sejarah Mia dan Kira, mereka bisa seakur dan seakrab ini tanpa
ada berantem.
Tiba-tiba
Kira mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
“Nih.”
Kata Kira sambil meletakkan sesuatu itu di tangan kanan Mia. Lalu Mia
melihatnya dan mukanya
berubah senang. Kira ternyata mengganti kalung mainan setengah hati yang tidak sengaja diinjaknya itu
hingga rusak. Kira tau mainan kalung itu sangat berharga bagi Mia karna itu
pemberian dari sahabatnya Mia yang sudah meninggal akibat kanker darah tahun
lalu.
“Dari
mana lo dapat mainan kalung ini, Eria bilang mainan kalung ini cuma ada satu
dan lo udah ngerusaknya.” Tutur Mia dengan nada lirih karna teringat sama sahabatnya
yang telah tiada, Eria Kahardiani.
“Sahabat
lo bilang memang benar, cuma ini satu-satunya mainan kalung setengah hati yang
ada di dunia ini karna sahabat lo khusus memesannya dari Jerman. Ini diukir langsung oleh seniman
terkenal di sana........” saat tengah asyik menjelaskan, Mia menutup mulut Kira
dengan jari telunjuk tangannya.
“Jangan
bilang kalo lo mesan ini langsung dari Jerman.” kata Mia setengah tak percaya
dengan apa yang dibilang Kira padanya.
“Hari
itu juga aku langsung nyari mainan kalung ini di tokoh-tokoh, mall, bahkan
sampe aku searching di internet tapi gak dapat-dapat juga. Gue tau ini diukir
dari Jerman karna bokap gue kenal dekat sama orang yg ngukir mainan kalung ini
karna ada inisial nama si pengukir dibalik mainan kalung itu. Gue tau ini
barang berharga buat lo makanya gue berusaha untuk ngegantiinnya. Maaf ya atas
tingkah gue slama ini sama lo terutama kejadian waktu kita kelas 2 SMP kemarin,
gue minta maaf banget. Gue mau kita berteman. Lo mau kan jadi teman gue?” mohon
Kira sambil berlutut dihadapan Mia.
Tiba-tiba
suasana yang meriah berubah jadi haru. Semua undangan menyaksikan tontonan
gratis ini, tapi bukan tontonan adu mulut seperti biasanya melainkan tontonan yang
romantis tapi mengharukan juga. Mia melihat Kira yang berlutut di depannya lalu
berkata,”Fine, gue mau kok berteman sama lo asal lo gak nendang kening gue lagi
pake bola.” Kira lalu berdiri lalu mengulurkan jari kelingking kanannya dan
berkata, ”JANJI”.
Mia tersenyum lalu menyambut jari kelingking kanan Kira dengan jari kelingking
kanannya sambil berkata,”ku pegang janjimu”. Saking senangnya, tanpa sadar Kira
mencium bekas lukanya Mia di kening lalu memeluk Mia. Semua undangan terharu
dan bertepuk tangan karna akhirnya Mia dan Kira bisa berdamai.
***
Setelah
acara ultahnya Kira berlalu, tidak
ada lagi tontonan gratis di kelas, tidak
ada lagi adu mulut, tidak
ada dendam and everything is full of
peace. Mia dan Kira berteman akrab. Kabar baiknya mereka lulus masuk
universitas negeri yang sama dengan jurusan berbeda, dan kabar bahagianya mereka
pacaran loh. Hahaha. Nice story.
J
= THE END =