20
Maret
oleh : Indah Simanjuntak
oleh : Indah Simanjuntak
Seharian
melakukan aktivitas diluar kos begitu sangat melelahkan bagiku. Pergi pagi
pulang malam. Sampai di kos menuju kamar lalu menjatuhkan tubuhku yang lelah
ini diatas kasur yang selalu memberi kenyaman buatku. Dalam sekejab kedua mata
ini tertutup rapat dan aku pun tertidur pulas.
Namun
pagi ini aku kesal sekali karena suara burung mesin itu mengganggu tidurku. Tidakkah ia tahu
betapa lelahnya diriku ini sehingga harus memaksaku bangun di jam yang seharusnya
aku masih tidur.
Aakkkh!!!
Desahku
kesal.
Entah kenapa burung mesin itu belakangan ini sering
sekali terbang bebas di langit di daerah sekitar kosku. Suaranya memekakan
telinga siapa pun yang mendengarnya. Aku selalu bertanya-tanya apakah burung mesin
itu muncul karena pesawat Malaysia Air Lines MH370 raib bak ditelan bumi? Atau
pelatihan militer angkatan udara?
Entahlah!
Aku
memang mulai jarang membaca koran atau pun menonton berita sehingga aku tidak
tahu apa yang terjadi dengan langit di Medan ini.
***
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku ingat kalau hari ini
jam sepuluh aku dan teman-temanku akan menjumpai dosen pembimbing untuk meminta
tanda tangannya sebagai syarat mengambil kartu hasil studi. Aku mencari sesuatu
itu ditumpukan kertas-kertas. Tak berapa lama akhirnya aku menemukannya. Sebuah
kertas berisi angka dan huruf yang tersusun rapi di hasil studi semester
limaku.
“Thanks
god.” Ucapku bersyukur.
Aku pun bersiap-siap berangkat ke kampus yang jaraknya
tidak terlalu jauh dari kosku. Membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit
sampai di kampus. Seperti biasa aku membawa netbook kesayanganku untuk
menemaniku menunggu teman-teman yang lain datang sembari menikmati wifi kampus.
Janji jam sepuluh tapi telat juga. Kami pun menuju
ruangan dosen pembimbing, tapi pintunya tertutup dengan gembok.
Aihh!
Kalimat
yang selalu kuucapkan disaat aku kecewa.
Seorang
temanku lewat dan memberitahu informasi kalau pengambilan kartu hasil studi
tidak memerlukan tanda tangan dosen pembimbing.
“Ah
syukurlah” kataku senang.
***
Menunggu
kuliah jam setengah satu tidak membuatku bosan karena aku masih ditemani oleh netbookku.
Jam
dua sudah lewat tapi dosennya belum juga menampakkan batang hidungnya.
Kami duduk berderetan di koridor
menunggu sang dosen datang. Lewat dua puluh menit kami sepakat pulang karena
sang dosen tidak muncul-muncul juga. Tidak ada penyesalan bagiku karena aku
memang berharap si dosen tidak datang.
Tanpa
terasa netbookku tiba-tiba mati pada hal aku masih mendownload video dan lagu.
Aihh!
Ucapku
geram.
Kalau
netbookku sudah mati aku pasti pulang karna tujuanku ke kampus paling utama
menikmati wifi, tujuan yang kedua, ya… kuliahlah!
Sesampainya
di kos aku langsung mencharger netbookku lalu menonton dan mendengarkan hasil downloadku
di kampus tadi.
***
Agendaku
hari ini rapat panitia jam tiga di rumah salah satu anggota. Menunggu jam tiga
aku tidur-tiduran di kasurku. Hanya tertidur sekitar sepuluh menit membuatku
pusing. Aku terbangun karna nada pesan handphoneku berdering. Aku mendapat
pesan singkat dari sekretarisku mengajak rapat panitia. Lewat pesan singkat itu
kami sepakat bertemu di warung buah.
Aku
merasa duniaku tidak pernah berhenti berputar, namun aku menikmati masa-masa
kesibukanku saat ini.
Sesampainya
di warung buah kami tidak langsung pergi rapat panitia. Kami masih mengobrol
sambil membeli beberapa jajanan sebagai pengganjal makan siang. Seperti inilah
dunia anak kos, malas makan dan kebanyakan jajan. Sekretarisku sibuk main game
dengan sony experianya, aku malah sibuk melihati orang-orang lalu lalang di
depanku.
Suara
burung mesin itu muncul lagi di langit dengan sangat berisik. Aku hanya
memandanginya dengan perasaan kesal mengingat tadi pagi ia mengganggu jam
tidurku.
Dari
kejauhan aku melihat pengurusku dan beberapa anggota berjalan. Dengan cepat aku
melambaikan tangan sambil berteriak memanggil mereka. Mereka mau makan siang di
warung sebelah setelah itu pergi rapat panitia. Kami janji bertemu di rapat
panitia.
Susah
juga ya untuk on time. Jam rapat molor selama dua jam karna para panitia lari
kesana dan kesini. Walau pun sudah mahasiswa tapi sulit sekali mengatur mereka.
Aku hanya menikmati tingkah-tingkah lucu mereka saja.
Berjalan
selama kurang lebih empat jam rapat panitia pun ditutup dengan doa. Banyak hal
yang dibahas, belum lagi komentar atau pun masukan dari sterring committee.
Membosankan memang tapi sebagai ketua aku harus mengikuti rapat ini dari awal
hingga selesai. Dan ternyata aku baru ingat kalau aku belum ada makan seharian
ini, pada hal aktivitasku penuh.
***
Dia
tidak tahu betapa lelahnya aku hari ini. Hal kecil pun dibuatnya menjadi besar.
Adu mulut lewat telepon memang sering terjadi. Nada suaraku meledak-ledak karena
masalah modem itu lagi yang dibahasnya. Aku bosan. Tidak ada pengertian.
Yaa…
Dia
adalah pacarku.
Dua
hari tidak komunikasi karena masalah modem. Dan malam ini dia meneleponku hanya
ingin menanyakan kabar modemku. Aku jadi berpikir, apakah dia pacaran denganku?
Atau dengan modemku?
Entahlah!
Tanya
saja pada rumput yang bergoyang.
Dan
malam ini kuakhiri dengan mood kesal tingkat dewa.
Bersambung…