Selasa, 08 April 2014

cerpenku 6

Aku Dan Pikiranku
Aku tak tau apa yang sedang menggerogoti pikiran dan juga perasaanku saat ini. Sudah dua hari ini mood ku selalu buruk. Entahlah! Aku bingung dengan diriku sendiri. Aku yang punya diriku, tapi bisa-bisanya pula aku yang tidak tau apa yang terjadi denganku.
“AAARRRGGH!!!”
Teriakku geram.
Aku selalu berusaha mencari dan mencari.
Online? Malas. Ngerjain tugas? Lagi bad mood. Nonton tv? Bosan. Tiduran? Takut tidur beneran. “Omaigot, help mi plisss?” gerutuku dalam hati.
Kucoba untuk mencari aktivitas lain, misalnya nonton video india. Yaa… sedikit terhiburlah. Lalu kulanjut online. Beberapa saat kemudian, aku memilih ke hobiku menulis dan menuangkan isi hatiku kedalamnya.
(((**)) (((**)) (((**))
Bila kuambil kesimpulan, sepertinya pikiranku sedang mengelabui diriku dengan pikiran-pikiran takut dan gelisah. Yes, maybe. Mulai dari tugas yang menumpuk, organisasi, hubungan dengan si do’i hingga kekhawatiranku mengahadapi ujian mid yang sudah didepan mata. Pantas saja! Ternyata ini yang menggangguku.
“HAHH!!!” desahku bersamaan memeluk erat bantal guling yang selalu menemani tidurku.
Entah mengapa kasur coklatku pun sepertinya tidak bisa memberiku kenyamanan saat berbaring diatasnya. Apa ia juga merasakan seperti yang kurasakan sekarang?
“Entahlah.”
Selasa, 1 april 2014
Tidak ada program menambah panjang waktu istirahatku. Pulang lebih awal dari kampus menuju kos. Tidak banyak kegiatanku tapi lelah sekali kurasa tubuh ini. Seolah-olah membawa beban ribuan kilo.
Siang hingga petang aku diam didepan netbookku tanpa melakukan apa-apa dan hanya memandangi wall facebookku.
“1,5 liter sprite udah abis kuminum ditambah lagi dengan 5 album lagu udah kudengar, tapi cerpenku toh juga belum kelar-kelar. Aissshh! Imbuhku kesal.
Bersiap-siap mandi karena aku ada pertemuan dengan pihak gereja mengenai program organisasi. Dengan memakai kaos berwarna pink dipadu dengan celana jeans coklat muda serta disempurnakan jaket pink bergaya ala korea. Aku merasa penampilanku malam itu, so perfect and cool. Hehehe. Sepanjang perjalananku menuju tempat jual pulsa, semua mata tertuju padaku. Apa karna penampilanku aneh? I don’t think so. Atau karena aku menawan? Oops, I hope. Aku terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan-tatapan tajam mata para lelaki itu.
Tersirat di benakku untuk mengajaknya jalan malam ini. Dan syukurlah ia mau. Awalnya menarik cerita dengannya karena sudah lama tidak bertemu, tapi akhirnya pasti selalu sad ending. Why? Susah buatku membaca pikiran ataupun dirinya. Aku selalu kalah argument dengannya, dan ngomong dengannya penuh dengan lika-liku alias berbelit-belit. Aku senang berbincang-bincang dengannya, namun entah kenapa ia selalu mengubah moodku. Tidak pernah ia membuatku senang. Sekali pun tidak. Tadinya aku lega bisa terhibur, but??? He made tonight I was disappointed again. Dan aku harap ia tidak membaca cerpenku ini. Hehehe.
(((**)) (((**)) (((**))
Menempuh jalan puluhan kilometer merusak sepatu yang baru kubeli kira-kira tiga minggu yang lalu. Harganya memang murah sih, tapi dalam sejarah hidupku aku belum pernah jalan kaki hingga merusak sepatuku. Sepertinya aku harus beli sepatu baru lagi.

SINGLE? ENJOY AJA. DARIPADA YANG PUNYA PACAR GALAU TERUS.

That’s right.
“Aku setuju deh sama kamu.” Statement seorang model cantik disebuah iklan coklat terenak.
Menurut aku pacar itu tidak ada gunanya kalau tidak bisa diandalkan.
Yupp !
Contohnya kayak aku lagi butuh si do’i untuk menghibur aku yang sedang galau dan dirundung risau badai cetar membahana khatulistiwa. Eeh, kok malah syaroni, oops syahrini. (Hehehe) Si do'i tidak bisa, malah ia bilang ia tidak mau diganggu. That’s so funny, right? Okelah.
Pengen rasanya kubuang perasaan yang menggangguku ini jauh-jauh, but I can’t. Namun sebenarnya aku tau cara membuatku semangat dan ceria seperti dulu kala, yaitu dengan cara positive thinking. Yeah… positive thinking, Ndah.
-    The end -