Aku
Dan Pikiranku
Aku
tak tau apa yang sedang menggerogoti pikiran dan juga perasaanku saat ini.
Sudah dua hari ini mood ku selalu buruk. Entahlah! Aku bingung dengan diriku
sendiri. Aku yang punya diriku, tapi bisa-bisanya pula aku yang tidak tau apa
yang terjadi denganku.
“AAARRRGGH!!!”
Teriakku
geram.
Aku
selalu berusaha mencari dan mencari.
Online?
Malas. Ngerjain tugas? Lagi bad mood. Nonton tv? Bosan. Tiduran? Takut tidur
beneran. “Omaigot, help mi plisss?” gerutuku dalam hati.
Kucoba
untuk mencari aktivitas lain, misalnya nonton video india. Yaa… sedikit
terhiburlah. Lalu kulanjut online. Beberapa saat kemudian, aku memilih ke
hobiku menulis dan menuangkan isi hatiku kedalamnya.
(((**)) (((**)) (((**))
Bila
kuambil kesimpulan, sepertinya pikiranku sedang mengelabui diriku dengan
pikiran-pikiran takut dan gelisah. Yes, maybe. Mulai dari tugas yang menumpuk,
organisasi, hubungan dengan si do’i hingga kekhawatiranku mengahadapi ujian mid
yang sudah didepan mata. Pantas saja! Ternyata ini yang menggangguku.
“HAHH!!!”
desahku bersamaan memeluk erat bantal guling yang selalu menemani tidurku.
Entah
mengapa kasur coklatku pun sepertinya tidak bisa memberiku kenyamanan saat
berbaring diatasnya. Apa ia juga merasakan seperti yang kurasakan sekarang?
“Entahlah.”
Selasa, 1 april 2014
Tidak ada program menambah panjang waktu
istirahatku. Pulang lebih awal dari kampus menuju kos. Tidak banyak kegiatanku
tapi lelah sekali kurasa tubuh ini. Seolah-olah membawa beban ribuan kilo.
Siang hingga petang aku diam didepan netbookku
tanpa melakukan apa-apa dan hanya memandangi wall facebookku.
“1,5 liter sprite udah abis kuminum ditambah
lagi dengan 5 album lagu udah kudengar, tapi cerpenku toh juga belum
kelar-kelar. Aissshh! Imbuhku kesal.
Bersiap-siap mandi karena aku ada pertemuan
dengan pihak gereja mengenai program organisasi. Dengan memakai kaos berwarna
pink dipadu dengan celana jeans coklat muda serta disempurnakan jaket pink
bergaya ala korea. Aku merasa penampilanku malam itu, so perfect and cool. Hehehe.
Sepanjang perjalananku menuju tempat jual pulsa, semua mata tertuju padaku. Apa
karna penampilanku aneh? I don’t think so. Atau karena aku menawan? Oops, I
hope. Aku terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan-tatapan tajam mata para
lelaki itu.
Tersirat di benakku untuk mengajaknya jalan malam
ini. Dan syukurlah ia mau. Awalnya menarik cerita dengannya karena sudah lama
tidak bertemu, tapi akhirnya pasti selalu sad ending. Why? Susah buatku membaca
pikiran ataupun dirinya. Aku selalu kalah argument dengannya, dan ngomong dengannya
penuh dengan lika-liku alias berbelit-belit. Aku senang berbincang-bincang dengannya,
namun entah kenapa ia selalu mengubah moodku. Tidak pernah ia membuatku senang.
Sekali pun tidak. Tadinya aku lega bisa terhibur, but??? He made tonight I was disappointed
again. Dan aku harap ia tidak membaca cerpenku ini. Hehehe.
(((**)) (((**)) (((**))
Menempuh
jalan puluhan kilometer merusak sepatu yang baru kubeli kira-kira tiga minggu
yang lalu. Harganya memang murah sih, tapi dalam sejarah hidupku aku belum
pernah jalan kaki hingga merusak sepatuku. Sepertinya aku harus beli sepatu
baru lagi.
SINGLE? ENJOY AJA. DARIPADA YANG PUNYA
PACAR GALAU TERUS.
That’s
right.
“Aku
setuju deh sama kamu.” Statement seorang model cantik disebuah iklan coklat terenak.
Menurut
aku pacar itu tidak ada gunanya kalau tidak bisa diandalkan.
Yupp
!
Contohnya
kayak aku lagi butuh si do’i untuk menghibur aku yang sedang galau dan
dirundung risau badai cetar membahana khatulistiwa. Eeh, kok malah syaroni,
oops syahrini. (Hehehe) Si do'i tidak bisa, malah ia bilang ia tidak mau
diganggu. That’s so funny, right? Okelah.
Pengen
rasanya kubuang perasaan yang menggangguku ini jauh-jauh, but I can’t. Namun
sebenarnya aku tau cara membuatku semangat dan ceria seperti dulu kala, yaitu
dengan cara positive thinking. Yeah… positive thinking, Ndah.
-
The end -