Mantan Pacar dan Sahabatku
Namaku
Gracia, aku mahasiswi semester 6 di salah satu universitas swasta di Bandung.
Aku ngekost bersama teman SMAku. Kami dulu memang tidak kompak di sekolah tapi
aku kenal dia. Dia adalah Naomi. Saat tau kami satu universitas tapi lain
jurusan, kami jadi kompak dan akrab dan kami sepakat tinggal di kost yang sama di
semester 3 nanti. Naomi sangat baik padaku, aku sudah menganggapnya seperti saudaraku
sendiri. Dia juga mau berkorban untukku, contohnya saat aku tidak punya uang,
dia mau berbagi denganku dan begitu juga sebaliknya. Naomi kenal dengan Yose
pacarku. Kami berpacaran saat aku semester 2. Yose itu seniorku dan bulan ini
Yose akan wisuda. Aku sangat mencintai Yose karna dia sangat perhatian, pengertian,
baik dan peduli padaku. Naomi dan Yose juga saling kenal karna aku mengenalkan
Naomi pada Yose dan Yose juga sering ngapelin aku ke kost.
Pagi-pagi
jam 5 aku udah pergi ke salon buat mempercantik diri karna Yose akan wisuda
hari ini dan Yose memintaku sebagai pendamping wisudanya. Naomi juga ikutan
repot karna ngebantuin aku mempersiapkan diri. Aku ingin tampil beda di hari
spesial pacarku. Setelah siap disalon dan di make up, aku dan Naomi naik taksi
pergi ke aula karna dari tadi Yose terus menelponku tapi aku ngga mendengarnya.
Akhirnya Yose menelponku lewat Naomi dan mengatakan kalo acaranya bentar lagi
akan dimulai. Saat tiba di aula, acaranya sudah dimulai. Aku berlari
menghampiri Yose. Yose memujiku, katanya aku cantik sekali hari ini. I’m so happy.
Yoseph
Abdi Fradianto, saat sang rektor menyebutkan nama pemilik nilai terbaik tahun
ini. Yose dan aku saling kaget dan saling berpandangan. Saking senangnya Yose
mencium keningku pada hal semua mata saat itu tertuju padanya. Mukaku merah
karna malu dilihatin sama semua orang termasuk kedua orang tuanya Yose. Yose
memintaku mendampinginya menerima penghargaan itu dari rektor. “Thanks Jesus, aku bahagia banget hari
ini, dan ini akan menjadi kenangan terindah di sepanjang hidupku”, bisikku
dalam hati. Aku berfoto dengan Yose di depan papan bunga, bahkan lebih
bahagianya lagi Yose mengajakku berfoto bareng kedua orang tuanya. “Oh my god. It’s a dream?” bisikku dalam
hati tak menyangka apa lagi Yose memperkenalkan aku pada orang tuanya. Malamnya
kami dinner bersama beberapa kerabat
dekat dan teman-temannya Yose. Hari itu aku hampir saja melupakan Naomi karna
keasyikan terbawa suasana.
Tak
lama menganggur, akhirnya Yose dapat pekerjaan di salah satu perusahaan asing
di Jakarta. Yose ngapelin aku tiap week end
aja beda saat Yose masih kuliah dulu. Intensitas kami bertemu pun
berkurang drastis, bahkan Yose terkadang ngga ngapelin aku dengan alasan sibuk
kerja. Aku memakluminya. Aku ngga mau terlalu menuntut Yose selalu perhatian
padaku. Aku berusaha menjadi pacar yang pengertian padanya, meski pun terkadang
negative thinking itu menghantuiku
karna Yose itu selain smart, dia juga
ganteng dan punya lesum pipi yang menawan. Itulah yang membuat aku jatuh hati
pada Yose karna saat dia tersenyum lesum pipinya kelihatan begitu menawan hingga
membuat setiap wanita yang melihatnya jatuh hati.
Sore
hari aku pergi belanja keperluan bulananku ke mall, aku pergi sendiri karna
Naomi ada janji ngerjain tugas dengan temannya. Saat melewati sebuah butik di
mall, ngga sengaja mataku melihat pemandangan yang tiba-tiba menyesakkan
dadaku. Aku mengusap-usap mataku berulang kali untuk meyakinkan apa yang aku
lihat itu salah. Tapi apa yang kulihat itu benar, Naomi ada di butik itu
bersama Yose. Yose sedang memilih-milih baju buat Naomi. Mereka begitu dekat.
Dekat sekali. Bahasa tubuh mereka menunjukkan kalo mereka memiliki hubungan
spesial. Mereka tampak bahagia. Bahkan sesekali Yose memeluk dan mencium kening
Naomi. Tiba-tiba seluruh badanku lemas tak berdaya. Saat sedang sibuk
memperhatikan mereka, maminya Yose menelponku, karna takut ketahuan mereka aku
pergi meninggalkan butik itu. Maminya Yose mengajakku bertemu di salah satu
restoran ternama di Bandung. Kemudian aku menemui maminya Yose. Beliau begitu
baik dan perhatian padaku. Aku seperti mendapatkan sosok mama yang baru. Memang
mamaku sudah meninggal 5 tahun yang lalu karna serangan jantung. Pikiranku
masih saja terbayang pada Yose dan Naomi di butik, tapi hatiku seperti
tercabik-cabik ketika maminya Yose mengatakan bahwa beliau menyukaiku dan
berharap aku menikah dengan Yose. Duaaaaarrr! Serasa petir dahsyat menghantam
diriku. Aku dilema. Disisi lain anaknya telah mengkhianatiku, namun disisi lain
entah kenapa aku begitu menyayangi maminya Yose. Beliau mirip sekali seperti
mamaku. Dari gayanya berbicara, tatapan matanya, bahkan perhatiannya
mengingatkanku pada mamaku.
Setelah
kejadian itu aku jadi sering murung, berbeda 360 derajat dengan Naomi yang kelihatan
begitu sangat bahagia. Naomi merasa aku ngga tau apa-apa tentang hubungannya
dengan Yose. Karna melihat sifatku yang pendiam dan sering melamun, Naomi
bertanya padaku, “Kamu kenapa Gres?”
“Aku
ngga pa-pa kok. Oh ya, aku boleh nanya sesuatu?”
“Kok
pake nanya sih, kita itu sahabat. Kalo ada yang mau kamu tanya ya tanya aja”.
“Oh
iya ya, kita kan sahabat” sindirku. “Gimana perasaan kamu kalo tau sahabat baikmu
selingkuh dengan pacarmu? hmm?”
Naomi
diam seribu bahasa. Saat menjawab pun dia terbata-bata. Aku pun semakin curiga
dengannya. Lalu malamnya Yose datang ngapelin aku. Tapi aku heran dengan
tingkah mereka yang biasa-biasa saja seakan tidak ada terjadi apa-apa. Yose
tanpa segan menciumku dihadapan Naomi. Pikiranku mulai kacau karna Yose sangat
perhatian padaku, bahkan dia mengajakku dinner
berdua di cafe favorit kami. Yose kelihatan bahagia. Saat aku mengatakan
padanya kalo kemarin maminya menemuiku dan mengatakan bahwa beliau ingin aku
menikah dengannya setelah aku selesai kuliah nanti. Tanpa sengaja Yose menyemburku
dengan minuman orange yang
diminumnya. Bajuku basah. Dengan cepat Yose mengambil tisu dan membersihkan
bajuku. Yose tampak panik sekali.
“Kamu
kenapa?”
“Aku
ngga apa-apa kok. Aku cuma kaget aja mami bilang gitu ke kamu”.
“Ngga
ada yang salah kan? Kemarin kan kamu udah ngenalin aku sama orang tua kamu.
Mungkin mereka menyukaiku apa lagi mami kamu udah aku anggap seperti mamaku
sendiri”.
Yose
terdiam. Aku hanya tersenyum padanya. Aku jadi tambah semakin yakin kalo ada
hubungan spesial antara Yose dan Naomi karna sifat mereka berubah saat aku
menyinggung sedikit tentang mereka. Malam itu aku putuskan buat memata-matai
mereka.
Namun
tiba-tiba aku dapat kabar dari Yose kalo maminya sedang sakit dan beliau
memerlukan aku. Beliau dirawat di rumah sakit yang tak jauh dari kostku. Tiap
hari aku memasak dan menjenguk beliau. Hampir seminggu Yose tidak menjenguk
maminya karna sibuk dengan urusan kantor yang mengharuskannya pergi keluar
kota. Niatku buat memata-matai mereka tertunda karna harus ngerawat maminya
Yose selama sakit karna Yose ngga punya saudara. Saat menyuapi beliau,
tiba-tiba Yose datang bersama Naomi. Naomi membawa parsel buah. Entah kenapa
hatiku panas saat mereka datang bersama, bahkan Yose mencueki aku malah Yose
asyik mengobrol dengan Naomi. “Aku ngga dianggap” kataku lirih dalam hati.
Tanpa terasa air mataku membasahi pipiku. Aku cepat-cepat menghapusnya sebelum
mereka melihatku. Lebih sakitnya lagi saat Yose dan Naomi pulang, mereka tak
menyapaku sedikit pun, bahkan aku seperti hantu yang kehadiranku tak dianggap.
Hatiku berteriak histeris. “ApaYose ngga menganggapku lagi sebagai pacarnya?” pikirku.
Besoknya
mami Yose pulang, aku turut mengantarnya sampai di rumah. Hatiku seperti
ditusuk-tusuk jarum saat aku melihat Yose dan Naomi dengan mesranya mendorong
kursi roda maminya masuk ke rumah. Yose benar-benar mengabaikanku. Akhirnya aku
pulang tanpa permisi dulu pada mami Yose. Aku mengirim sms pada Yose dan
mengatakan aku ada kuliah tambahan makanya aku ngga sempat pamit. Tapi Yose
ngga merespon sms-ku. Hatiku hancur.
Saat
sedang menemani mami Yose, aku melihat laptop Yose terletak di meja
rias maminya. Lalu aku mengambilnya untuk menghilangkan kebosananku karna saat
itu maminya sedang tidur. Tanpa sengaja aku membuka file rahasia Yose.
Tiba-tiba ada yang jatuh dari pelupuk
mataku dan dadaku pun mulai sesak hingga aku sulit untuk bernapas. File itu
berisi foto-foto Yose dan Naomi saat di Pulau Kuta Bali dan di puncak, yang
bikin aku kaget lagi dalam foto itu tertera tanggalnya. Mereka berfoto setelah
aku dan Yose jadian 1 bulan. Itu artinya mereka sudah lama backstreet tanpa kuketahui. Selama 2 tahun mereka membohongiku dan
bodohnya lagi aku ngga tau hal ini. SAKIT! Satu kata yang mewakili perasaanku. Kemudian
mataku membaca judul file yang buat aku penasaran. Aku membaca sepenggal
catatan Yose tentang aku dan Naomi.
“Aku sangat
menyayanginya. Aku tau aku sudah membohongi Gracia selama ini. Sebenarnya aku
tidak mencintainya, tapi aku ngga bisa jujur padanya karna aku ngga mau
menyakiti hatinya, dia terlalu baik untuk kusakiti. Aku sangat mencintai Naomi,
dia buat hari-hariku penuh bahagia beda saat aku bersama Gracia, hampa kurasa. Aku
ingin Naomi menjadi ibu dari anak-anakku. Ya Tuhan, bantu aku untuk bisa jujur
pada Gracia”.
Aku
tidak menyadari kalo Yose melihatku membuka laptopnya. Dengan kasar Yose
mengambil laptop itu dari tanganku. Yose marah sekali. Itu pertama kalinya aku
melihat Yose marah padaku selama kami pacaran. Tatapannya tajam. Aku seperti
orang bego yang ketahuan mencuri sama pemiliknya. Dengan lirih aku mengatakan
“Kita sudahi aja hubungan ini. Aku harap kamu bahagia dengan Naomi”. Lalu aku
meninggalkan Yose tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Setelah kejadian itu,
Naomi ngga pernah pulang ke kost. Seminggu setelah itu, Naomi mengirim beberapa
orang untuk mengambil barang-barangnya dari kost. Aku kecewa atas sikap Naomi
yang tidak dewasa dan terbuka. Setelah semua barang Naomi dimasukkan ke dalam
mobil box, Yose datang menghampiriku
dan berkata “Maafin aku Gres. Aku sadar kalo aku salah karna aku ngga jujur
sama kamu selama ini. Aku sangat menyayangi Naomi melebihi apa pun, aku takut
kehilangan dia”. Hatiku hancur berkeping-keping saat Yose mengatakan “Aku
sangat menyayangi Naomi melebihi apa pun, aku takut kehilangan dia”. Tanpa
kusadari wajahku dibanjiri air mata. Aku malu pada diriku sendiri. Saat Yose
memelukku untuk terakhir kalinya, aku melihat Naomi di dalam mobilnya Yose.
Setelah itu Yose memberikan aku surat permohonan maaf dari Naomi. Kemudian aku
mencium kening Yose seperti yang biasa dia lakukan padaku. Karna Yose jauh
lebih tinggi dariku, terpaksa aku jinjit supaya aku bisa menciumnya. “Katakan
pada Naomi aku sudah memaafkannya. Aku harap kalian bahagia” kataku. Karna tak
tahan lagi, aku berlari ke kamarku meninggalkan Yose yang masih berdiri di
depan kostku. Diam-diam aku mengintip kepergian mereka dari jendela kamarku.
Setelah kejadian itu, aku membuang jauh-jauh kenanganku tentang Yose dan juga
Naomi. Kukubur kenangan kami semua dalam-dalam. Bahkan aku pindah kost demi
dapat melupakan semuanya.
2
tahun kemudian aku dapat undangan penikahan Yose dan Naomi. Tiba-tiba hatiku terasa sangat sakit saat membaca undangan mereka. Meski pun aku sudah 2 tahun putus dari Yose
dan berpisah dengan Naomi, tapi rasa sakit itu masih agak sulit buat kulupakan
karna mereka adalah orang-orang yang kusayangi. Tak ingin terluka untuk kedua
kalinya, aku mengirimkan hadiah pernikahanku lewat salah seorang temanku.
5 tahun kemudian....
Saat
ini aku bekerja sebagai manajer di salah satu mall ternama di Jogjakarta. Karna
sibuk berteleponan dengan produsen tanpa sengaja aku menabrak seorang pria dan
anaknya. Bruukkkkk! Handphoneku
tercampak. Karna aku sadar kalo aku yang salah aku minta maaf pada pria
tersebut. Aku kaget setengah mati saat aku tau pria itu adalah mantanku yang
dulu mengkhianatiku. Pria itu adalah Yose. Tiba-tiba pandanganku berpaling dari
Yose saat seorang anak kecil menarik tanganku dan memberikan handphone itu padaku. Anak itu lucu dan
imut sekali. Usianya sekitar 4 tahunan. Namun saat aku melihatnya, aku seperti melihat sosok Naomi. Aku melihat Yose dan anaknya, aku ngga melihat Naomi bersama
mereka.
“Ini
anak kamu Yos? Siapa namanya?”.
“Namanya
Gracia Putri Naomi Yosephine”.
Aku
terdiam. Ada namaku, Yose dan Naomi dinama anak yang lucu itu. Tapi aku masih
bertanya-tanya “dimana Naomi?”. Karna penasaran, aku menanyakan keberadaan
Naomi pada Yose. Aku sangat shock
saat tau Naomi sudah meninggal 4 tahun yang lalu saat melahirkan Cia, nama
panggilan anaknya. Naomi menderita kanker rahim stadium akhir. Aku sedih
mendengarnya karna aku ngga bisa menemani Naomi disaat dia kesulitan. Hari itu
juga aku jiarah ke makam Naomi ditemani Yose dan juga putrinya. Aku menangis di
pusaran makam Naomi, Cia memelukku. Aku tau dia mengerti apa yang kurasakan
meski umurnya baru 4 tahun. Aku membalas memeluknya. Aku merasakan ada damai
dan ketentraman dalam diri Cia. Entah kenapa aku begitu menyayanginya. Yose
hanya tersenyum melihatku memeluk Cia.
Setelah berjiarah ke makam Naomi,
hubunganku dengan Yose dekat kembali karna hampir setiap hari kami bertemu
karna aku ingin menemui Cia. Anak ini ngangenin banget. Hari demi hari kami
lewati bersama. Baru kusadari ternyata aku masih menyayangi Yose sama seperti
dulu walau pun dia sudah menyakiti hatiku. Rasa sakit ini terobati karna adanya
kehadiran Cia diantara kami berdua. Tidak lama kemudian, Yose melamarku. Aku
tau ini begitu cepat, tapi Yose mengatakan sudah lama dia mencari-cari diriku
karna sebelum meninggal Naomi memberikan surat pada Yose supaya diberikan
untukku. Inilah isi surat Naomi untukku.
“Buat Gracia,
sahabatku.
Maafin aku yang sudah
merebut Yose darimu. Aku sangat menyayanginya. Aku tau aku egois, tapi aku
ingin mengisi hari-hari terakhirku bersama Yose karna aku tau umurku ngga lama
lagi. Aku titipkan Gracia Putri Naomi Yosephine padamu. Aku yakin kamu orang yang
tepat menjadi ibunya Cia. Jagain dia buatku. Dan aku juga mau kamu menjadi
pendamping Yose karna sebenarnya dia juga menyayangimu. Baiklah, aku harap kamu
ngga nolak permintaan terakhirku ini. Akhirnya aku bisa pergi dengan damai. T’rima
kasih Grace.”
Aku
menangis membaca surat singkat namun bermakna itu dari Naomi, dia memintaku
menjaga Cia buatnya. Dengan percaya diri aku menerima lamaran Yose. Akhirnya
kami pun menikah di depan pusaran makam Naomi. Sekian J
Ini juga cerpen yg pernah saya ikutkan dalam lomba, tapi tetap masih gagal. hihihi. semangaat !!! :)
Hai kak.. aku suka cerpennya, keren aneddddd wkwk hampir nangis bacanya halah:v boleh ngasih saran ga nih ka? Kenapa ga coba publish di wattpad aja siapa tau banyak yang ngerespond hehe semangat kak !!! :D
BalasHapuswah, wah, wah... makasih yaa udah sempatin waktunya buat baca cerpen aku Ami :) dan makasih juga buat sarannya. nanti sarannya dilaksanain kalo aku udah bisa fokus lagi soalnya lagi ngerjain skripsi, hehe, kamu juga tetap semangat yaa :)
BalasHapus